Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona Global 28 Agustus: 24,5 Juta Orang Terinfeksi | Penciptaan Alat Tes Pembeda Covid-19 dengan Flu Musiman

Kompas.com - 28/08/2020, 08:31 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

"Proposal itu berkaitan dengan acara di mana ada kursi bernomor," kata Kepala Ahli Epidemiologi Agensi Anders Tegnell.

Menurutnya jika pemerintah menerima usulan itu maka harus ada evaluasi dampak. Jika berjalan baik maka batas dapat dinaikkan.

Baca juga: Simak, Ini 10 Cara Pencegahan agar Terhindar dari Virus Corona

4. Perancis

Perusahaan diagnostik klinis yang berbasis di Paris, Novacyt meluncurkan alat tes pada Kamis ( 27/8/2020).

Alat itu diklaim dapat membedakan antara Covid-19 dan flu musiman.

Novacyt menyebut panel uji dengan nama “Winterplex” dapat mendeteksi gen khusus Covid-19 atau gen influenza A&B serta virus pernapasan synctial (RSV).

“Kami percaya Winterplex ™ adalah salah satu panel uji pernapasan pertama yang disetujui di dunia yang dapat membedakan antara COVID-19 dan penyakit pernapasan umum lainnya,” kata CEO Novacyt Graham Mullis dikutip dari Reuters.

Baca juga: Uji Klinis Fase 3 Baru Dimulai, Kenapa 50 Juta Bulk Vaksin Covid-19 Sudah Mulai Diterima November?

5. WHO

Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pengujian infeksi Covid-19 sangat penting untuk mengendalikan pandemi. Akan tetapi WHO mengatakan tes Covid-19 pada populasi yang luas tidak terlalu berguna.

Maria Van Kerkhove seorang ahli epidemiologi WHO mengatakan rekomendasi WHO adalah melakukan tes pada orang yang dicurigai dan yang terhubung dengan kontak.

Akan tetapi pihaknya mengatakan fokusnya harus pada orang dengan gejala.

Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui soal OTG pada Covid-19

Sementara itu, Mike Ryan Kepala Program Kedaruratan WHO, mengatakan ada alasan untuk menguji orang yang tidak bergejala atau pra-gejala, khususnya di mana kelompok infeksi muncul, tetapi pengujian populasi yang luas itu mahal dan tidak realistis.

"Itu menyerap banyak sekali sumber daya," kata Ryan dikutip The New York Times (27/8/2020).

"Jadi kami perlu fokus pada pengujian individu yang tepat, kami perlu fokus pada memaksimalkan pengujian di klaster, dan kami perlu fokus pada kualitas pengujian, dan kecepatan penyelesaian,” imbuh dia.

Komentar itu sendiri muncul setelah Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengatakan bahwa orang yang terpapar Covid-19 tapi tak bergejala mungkin tak perlu diuji.

Baca juga: CDC Tambahkan 6 Gejala Baru Virus Corona, Apa Saja?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Tingkat Risiko Kegiatan pada Masa Pandemi Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com