Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Epidemiolog soal Jokowi Sebut Tingkat Kesembuhan Covid-19 di Indonesia Lebih Tinggi dari Global

Kompas.com - 25/08/2020, 21:03 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersyukur karena angka kesembuhan pasien Covid-19 di Indonesia mencapai 70 persen, dua persen lebih tinggi daripada global yang berada pada angka 68 persen.

"Sampai saat ini di indonesia positif 155.000, tapi kita patut bersyukur yang sembuh 111.000, sudah 70 persen sembuh. Ini di atas rata-rata internasional, alhamdulillah," kata Jokowi, Selasa (25/8/2020).

Dia berharap pencapaian ini terus ditingkatkan, serta diimbangi dengan penurunan kasus baru virus corona dan angka kematian.

Sebelumnya, Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Arilangga Hartarto juga menyebut tingginya angka kesembuhan ini mencerminkan penanganan virus corona di Indonesia lebih baik dari rata-rata dunia.

Lalu, apa kata ahli epidemiologi?

Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, mengatakan tingkat kesembuhan tidak menjadi salah satu indikator yang ditargetkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca juga: Jokowi Bersyukur Kesembuhan Covid-19 RI Lebih Baik dari Global

Sebab, lebih dari 80 persen pasien Covid-19 mengalami kepulihan dengan sendirinya, tanpa memerlukan obat.

"Harus dipahami bahwa kasus pulih ini tidak menjadi indikator dari apa yang ditargetkan oleh WHO," kata Dicky kepada Kompas.com, Selasa (25/8/2020).

"Penyakit covid-19 ini memang kasus umumnya tidak bergejala dan bergejala ringan sampai sedang, 80 persen lebih mengalami kepulihan dengan sendirinya tanpa intervensi obat," sambungnya.

Yang penting dalam menangani pandemi

Menurut dia, hal yang harus dijadikan dalam penanganan virus corona adalah menurunkan positive rate hingga di bawah 5 persen dan tes terhadap 1 per seribu orang dalam seminggu.

Selain itu, kata Dicky, sebanyak 80 persen kasus-kasus baru yang dilaporan harus berasal dari tracing.

"Orang-orang yang ditracing itu paling lama 72 jam dari sejak tracing, sudah dites swab dan isolasi. Ini yang menjadi target global," jelas dia.

Dicky menjelaskan hal yang patut diwaspadai dan diperbaiki oleh Indonesia adalah angka kematian yang tergolong tinggi.

Kondisi itu mencerminkan adanya keterlambatan dalam aspek testing, tracing, dan isolasi.

"Ini yang harus diwaspadai dan peringatan serius. Ini tentu tidak bisa kita biarkan, harus kita tingkatkan di semua wilayah dengan ditambah perubahan perilaku," tutur dia.

Kendati demikian, ia mengatakan, tingginya tingkat kesembuhan di Indonesia tersebut juga harus disyukuri bersama.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com