Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pagi Ini Bengkulu Diguncang Dua Gempa, BMKG Pastikan Tak Berpotensi Tsunami

Kompas.com - 19/08/2020, 06:42 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dua gempa bumi masing-masing bermagnitudo 6,9 dan 6,8 mengguncang Bengkulu pada Rabu (19/8/2020) pagi sekitar pukul 05.23 WIB dan 05.29 WIB.

Lokasi gempa pertama dengan kedalaman 10 kilometer, yakni di 169 km Barat Daya Bengkulu, 177 km Barat Laut Enggano (Bengkulu) dan 185 km Barat Daya Bengkulu Utara.

Kemudian, 188 km Barat Daya Bengkulu Tengah serta 682 km Barat Laut Jakarta.

Baca juga: Mengapa Indonesia Kerap Dilanda Gempa Bumi?

Sedangkan gempa kedua berada di titik 3.74 Lintang Selatan dan 101.56 Bujur Timur pada kedalaman 11 kilometer.

Lokasi titik gempa berada di 78 kilometer Barat Daya Bengkulu Utara, 78 kilometer Barat Laut Bengkulu, dan 94 kilometer Barat Daya Lebong-Bengkulu.

Kemudian, 96 kilometer Barat Laut Bengkulu Tengah, 644 kilometer Barat Laut Jakarta.

Saat dikonfirmasi, Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono membenarkan adanya gempa di Bengkulu tersebut.

Rahmat menambahkan, dua gempa bumi tersebut tidak menimbulkan gelombang tsunami.

"Benar terjadi dua gempa di Bengkulu. Tidak berpotensi tsunami," ucap Rahmat saat dihubungi Kompas.com, Rabu (19/8/2020).

Baca juga: Sumba Diguncang 112 Kali Gempa sejak 5 Agustus, Apa yang Terjadi?

96 gempa bumi

Sejak bulan Mei hingga Juni 2020, Provinsi Bengkulu telah diguncang gempa sebanyak 96 kali.

Mengutip Antara, Kamis (11/6/2020), Kepala BMKG Kepahiang, Litman mengatakan, perincian 96 gempa bumi tersebut yakni 65 terjadi pada Mei dan 31 kali terjadi pada Juni 2020.

Dengan angka tersebut, kata dia, rata-rata Provinsi Bengkulu diguncang dua hingga tiga kali gempa setiap harinya.

Kendati demikian, gempa-gempa tersebut terjadi dengan magnitudo yang kecil, sehingga tidak berpotensi tsunami.

Baca juga: Gempa Bumi, Ini Cara Menyelamatkan Diri yang Direkomendasikan BNPB

Ada dua kategori yang menyebabkan terjadinya gempa di Bengkulu yakni patahan lempeng Mentawai, sedangkan di daratan terdapat dua segmen dari patahan Sumatera yakni segmen Ketahun dan segmen Musi.

"Kita ini memang daerah rawan gempa yang berasal dari pergerakan patahan lempeng mentawai, kalau istilahnya jalur subduksi pertemuan dua lempeng," paparnya.

Dengan kondisi itu, Litman mengimbau masyarakat di daerah itu untuk selalu waspada dan berhati-hati, sebab gempa bisa terjadi kapan saja.

"Gempa kecil itu patut kita syukuri karena gempa besar gak ada. Justru yang buat kita khawatir kalau gempa kecil itu gak ada dan tiba-tiba terjadi gempa besar," imbuh dia.

Baca juga: Mengenang 14 Tahun Gempa Yogyakarta dan Solidaritasnya untuk Bangkit

KOMPAS.com/LAKSONO HARI W Gempa di Indonesia pada 1968-September 2018

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Tren
Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Tren
Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Tren
Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Tren
Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Tren
Ilmuwan Pecahkan Misteri 'Kutukan Firaun' yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Ilmuwan Pecahkan Misteri "Kutukan Firaun" yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Tren
3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Tren
Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Tren
Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Tren
Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Tren
Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Tren
Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com