Selamat Hari Merdeka! Kemarin, baru saja kita melewati rangkaian peringatan ulang tahun ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Tidak seperti biasanya, semarak dan meriah perayaannya dilakukan serba terbatas karena pandemi. Keterbatasan pergerakan secara fisik ini semoga tidak membatasi gelora semangat merdeka kita tetap menyala-nyala.
Kemerdekaan memiliki dua aspek: Merdeka dari dan merdeka untuk.
Orang bisa tampak merdeka dari sesuatu tetapi terkungkung untuk melakukan apa pun. Sebaliknya, orang bisa tampaknya terkungkung tetapi bisa merdeka untuk melakukan apa pun.
Idealnya, kita bisa merdeka dari dan merdeka untuk. Namun, sebagai yang terikat ruang dan waktu, kemerdekaan kita pasti selalu terbatas. Seluas apa pun ruang dan waktu, pasti tetap ada batasnya.
Dalam ruang dan waktu yang serba terbatas itu, mari kita rawat kemerdekaan. Kita rawat jiwa kita tetap merdeka.
Oya, apa kabarmu? Semoga kabarmu baik dan diberi kesehatan sebagai anugerah paling indah untuk tempat jiwa kita yang merdeka.
Seminggu lalu, kita menyaksikan rangkaian perayaan kemerdekaan. Di antara semua rangkaian itu, ada hal istimewa, hal tidak biasa, hal yang unik sebagai tanda 75 tahun Indonesia merdeka.