Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hancurkan Lumbung Pangan, Ledakan di Lebanon Berpotensi Sebabkan Kelaparan

Kompas.com - 05/08/2020, 16:30 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Menurut perusahaan perdagangan, Mena Commodities, sekitar 85 persen dari biji-bijian untuk makanan disimpan di dalam fasilitas yang turut hancur pada ledakan tersebut. 

Bahkan, gandum-gandum yang selamat dari ledakan ini tetap tidak dapat dimakan. Kondisi ini dimungkinkan disebabkan oleh tumpukan bahan kimia pada pupuk di tempat itu.

Baca juga: Dibandingkan Hiroshima, Ledakan di Lebanon Lebih Mirip dengan Halifax

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah ledakan, Direktur Negara untuk Save the Children di Lebanon, Jad Sakr, menyebut bahwa insiden ini seharusnya tidak terjadi di waktu yang sudah buruk ini.

"Peristiwa ini semakin menjadi pukulan bagi masyarakat yang telah menderita karena dampak krisis Covid-19," kata Sakr.

Pelabuhan utama Beirut kini benar-benar hancur. Padahal, tempat ini bersifat sangat vital untuk tempat dimana makanan, gandum, dan bahan bakar yang diimpor ke Lebanon.

"Para keluarga akan dengan cepat merasakan kekurangan kebutuhan pokok sebagai akibat dari tragedi ini," tambah Sakr.

Rencana impor

Merespons kondisi ini, Menteri Ekonomi Lebanon, Raoul Nehme mengatakan bahwa negara akan mengimpor gandum untuk mencukupi kebutuhan nasional.

Pasalnya, gandum-gandum yang tersimpan di pelabuhan sudah tidak dapat diolah lagi.

Kementerian juga menyebut bahwa pihaknya belum menemukan 7 pegawainya di lumbung kawasan pelabuhan saat kejadian itu. 

Namun, mengutip Reuters, Rabu (5/8/2020), Nehme menyebut bahwa saat ini negara masih memiliki pasokan gandum yang cukup hingga impor dapat dilakukan.

Sebagai informasi, pelabuhan tempat ledakan menyimpan 60 persen dari produk-produk impor Lebanon. 

Umumnya, Lebanon mengimpor 1,2 juta mt gandum dan 900.000 mt jagung tiap tahunnya. 

Baca juga: Ledakan di Beirut, Lebanon, Ini Analisis Pakar Penjinak Bom Terkait Penyebabnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com