Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Orang Alami Insomnia Selama Pandemi Corona, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 03/08/2020, 19:27 WIB
Mela Arnani,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Falkingham dan timnya menjelaskan, peningkatan lebih besar dalam insomnia di kalangan wanita berkaitan dengan seorang ibu yang mengambil lebih banyak beban home-schooling untuk anak-anak mereka daripada pria sejak Maret.

Terutama di antara para wanita yang juga bekerja dari rumah, sehingga menyulap kedua peran tersebut.

"Respons pandemi dan kebijakan Covid-19 terhadapnya, termasuk pekerjaan di rumah dan sekolah, telah memperlebar perbedaan kekurangan tidur lintas gender, menempatkan perempuan dan ibu pada kerugian yang jauh lebih besar," ujar Falkingham.

Baca juga: Tips Cepat Tidur bagi Insomnia dengan Meditasi

Penyebab insomnia

Insomnia merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di Inggris. Ini mempengaruhi jutaan orang di masa normal dan seringkali disebabkan oleh stres, kegelisahan, atau depresi.

Hal tersebut sering dikaitkan dengan atau dapat memperburuk masalah kesehatan mental atau fisik yang mendasarinya.

Pada Juni, Institute for Fiscal Studies menerbitkan penelitian yang menemukan bahwa perempuan, terutama berusia 16-34 tahun, telah mengalami kemunduran kesehatan mental selama pandemi yang jauh lebih banyak daripada pria.

Masalah tidur di antara pekerja garis depan di bidang kesehatan, perawatan sosial, pendidikan dan pengasuhan anak, di mana semua perempuan terwakili, meningkat dari 16,4 persen menjadi 28,9 persen setelah penguncian.

"Kita dapat berspekulasi bahwa mereka kemungkinan memiliki stres kerja yang lebih tinggi dan tingkat infeksi corona virus yang lebih tinggi secara tidak proporsional," kata Falkingham.

Tak hanya itu, insomnia di antara orang kulit hitam, Asia, dan latar belakang etnis minoritas juga meningkat tajam, dari 20,7 persen menjadi 32 persen, menunjukkan peningkatan sebesar 11,3 persen.

"Kami pikir peningkatan kehilangan tidur di komunitas mencerminkan tingkat infeksi corona virus yang lebih tinggi secara proporsional di antara individu yang mengarah pada potensi kecemasan yang lebih tinggi terkait dengan keadaan spesifik corona virus, serta risiko lebih tinggi mengalami kesulitan keuangan, perasaan kesepian, dan memiliki tanggungan anak," tutur Falkingham.

Baca juga: Inggris Kembangkan Tes Corona dan Flu, Hasilnya Keluar 90 Menit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com