Jayan mengatakan, segala sesuatu yang terbakar itu harus memenuhi tiga hal ini, yakni ada bahan bakar, udara, dan sumber panas atau api.
"Bahan bakar dalam bentuk uap akan keluar saat proses pengisian, itu natural. Lalu akan bercampur dengan udara. Bila proporsi campurannya tepat, maka akan sangat mudah terbakar," kata Jayan.
Kendati demikian, Jayan mengungkap sebuah fakta bahwa potensi kebakaran bahan bakar solar memang lebih kecil daripada bensin.
Baca juga: Ramai soal Motor Terbakar di Yogyakarta Disebut karena Hand Sanitizer, Ini Faktanya...
Kenyamanan penumpang
Selain hal di atas, Werry Yulianto, selaku Export Manager dari Karoseri Laksana, pembuat bus, mengatakan bahwa memang cukup banyak pengemudi bus yang tidak mematikan mesinnya dengan alasan untuk kenyamanan penumpang.
Dengan tetap menghidupkan mesin, artinya air conditioner (AC) bisa tetap hidup.
"Kalau mesin bus dimatikan, kompresor AC jadi tidak bekerja,” ucap Werry, seperti diberitakan Kompas.com (28/5/2020).
Baca juga: Viral Penumpang Bus Kecopetan Laptop Diganti dengan Kertas Satu Rim, Ini Ceritanya...
Werry menambahkan, pengisian bahan bakar bus memakan waktu lumayan lama, sehingga jika AC terlalu lama dimatikan, maka suhu kabin bus jadi panas dan penumpang merasa tidak nyaman.
Selain itu, penggunaan bahan bakar solar, menurut dia, tidak mudah terbakar seperti bensin.
“Solar itu terbakarnya jika terkompresi, berbeda dengan bensin yang mudah terbakar. Walaupun demikian, sebaiknya tata cara pengisian bahan bakar untuk mematikan mesin tetap ditaati,” kata Werry.
Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala SPBU Pertamina MT Haryono, Imin. Menurut dia, pengisian bahan bakar tetap harus dilakukan saat mesin dalam kondisi mati.
"Khawatir ketika bus tidak mematikan mesin, uap panas dari mesin bus bisa memicu kebakaran ketika bertemu uap bahan bakar kendaraan lain," ucap Imin kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Viral Petugas SPBU di Bali Disebut Lakukan Kecurangan, Ini Penjelasan Pertamina
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.