Ia menyebut, ada pula keluarga serta pasangan suami istri yang ingin mendaftar kartu prakerja, tetapi karena hanya memiliki satu ponsel, akhirnya digunakan bergantian dengan bongkar-pasang kartu sim.
“Hal kayak gini kan juga menghambat keluarga mencari nafkah juga di tengah pandemi,” kata Ghina.
“So far digerakinnya sama teman-teman wartawan dari beberapa media aja sih. Kami jumlahnya ada 11 orang,” lanjut dia.
Ghina mengatakan, untuk tahap awal, donasi ponsel bekas ini dilakukan di wilayah Jabodetabek serta beberapa wilayah yang dinilai sudah memenuhi persyaratan.
“Untuk batch awal ke Jabodetabek dulu, dan beberapa daerah lainnya yang anak-anaknya sudah kumpulkan persyaratan dan kami assess,” kata Ghina.
Bagi mereka yang ingin mendonasikan ponsel, berikut syarat ponsel yang bisa disumbangkan:
“Retak sedikit enggak papa, baterai bocor juga enggak apa-apa. Charger enggak ada juga enggak apa-apa, nanti kami belikan,” ujar Ghina.
Sementara, syarat penerima adalah siswa calon penerima harus bersekolah formal serta menjalankan program Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), memberikan salinan nilai raport terakhir (untuk verifikasi, bukan penilaian).
Siswa calon penerima donasi juga harus mengumpulkan beberapa assignment sebagai salah satu syarat.
Selain donasi yang diwujudkan dalam ponsel bekas, Ghina dan teman-temannya menggalang dana “Ponsel Pintar untuk Pelajar” melalui laman Kitabisa yang dapat diakses melalui link https://kitabisa.com/campaign/ponselpintaruntukpelajar
Untuk informasi selengkapnya mengenai gerakan ini bisa pula dilihat melalui link ini.
Baca juga: Belajar dari Rumah, Kurikulum Darurat dan Anjuran Kak Seto...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.