Menurutnya, komet Neowise pertama kali diamati pada 27 Maret 2020 dengan magnitudo tampak +17. Lalu seiring mendekati matahari, nilai magnitudo tampak semakin mengecil.
Lebih lanjut, observasi terakhir oleh Coma Database Observer (COBS) pada 9 Juli 2020 menunjukkan bahwa nilai magnitudo komet itu sudah mencapai +1,5.
Diameter koma (ekor komet) ini mencapai 17,7 menit busur atau sedikit lebih besar dari jejari tampak bulan. Komet Neowise paling terang ketika berada pada titik terdekat dengan matahari dengan magnitudo tampak +1,1.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Yuri Gagarin Jadi Manusia Pertama di Luar Angkasa
Dihubungi terpisah, peneliti Lapan Emanuel Sungging membenarkan komet Neowise dapat disaksikan dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan perkotaan.
"Saya juga dapat informasi teman-teman di Surabaya, Ponorogo, dan Medan ada yang berhasil mengabadikan juga, Ternyata di di Surabaya yang polusi cahaya tinggi juga ada yang berhasil kok," katanya pada Kompas.com, Kamis (23/7/2020).
Dia menjelaskan, untuk menyaksikannya dengan kamera perlu kamera seperti DSLR dan tele. Selain itu perlu mounting teleskop.
Saat ini, komet Neowise hanya bisa disaksikan dalam waktu sebentar. Akan tetapi nanti waktunya akan semakin lama atau panjang menjelang Agustus.
Baca juga: SpaceX Tawarkan Perjalanan ke Luar Angkasa 2021 Mendatang, Tertarik?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.