Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Komet Neowise yang Akan Lintasi Indonesia Sore Nanti

Kompas.com - 19/07/2020, 14:05 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Ekor komet Neowise

Secara umum, ekor komet Neowise sama dengan komet-komet yang lain dan terdiri dari dua ekor.

"Ekor gas yang berwarna kebiruan, terdiri dari gas yang terbakar karena melewati Matahari. Dan ekor gas berwarna keputihan, terdiri dari debu yang terhempas karena gravitasi Matahari," ujar Andi.

Ekor gas yang keputihan ini pada dasarnya berwarna keemasan, sama seperti komet Hale-bopp (1997) dan Panstarrs (2012), akan tetapi tampak putih karena pembiasan atmosfer bumi.

Komet Neowise baru bisa diamati ketika berakhirnya senja bahari (nautical dusk) atau 50-60 menit setelah matahari terbenam.

"Untuk arahnya, secara umum berada di barat laut. Berdasarkan pengamatan terakhir, komet ini bermagnitudo +2,8," jelas Andi.

Andi mengatakan, komet Neowise dapat disaksikan dengan mata telanjang hingga 25 Juli 2020 untuk daerah berpolusi cahaya tinggi.

Pada 26 Juli 2020 dan setelahnya, akan sulit teramati dan membutuhkan binokuler dan teleskop.

"Tapi bagi daerah berpolusi cahaya minim seperti di pegunungan dan pedalaman yang minim penerangan, komet ini masih bisa disaksikan hingga 4-5 Agustus, setelahnya harus memerlukan teleskop," kata dia.

Baca juga: Fenomena Langka Komet Neowise Juli 2020, Wilayah Mana Saja Bisa Melihatnya?

Fenomena langka

Fenomena komet Neowise tergolong langka. Pasalnya, komet Neowise tidak akan kembali mendekati Bumi dalam waktu 6.800 tahun.

Sementara itu, karena inklinasi orbit lebih besar dari 90 derajat, orbit komet ini berlawanan arah dengan orbit komet pada umumnya (yang mengelilingi matahari dari Timur ke Barat), sehingga disebut komet retrograde.

"Kelonjongan orbit ini hampir menyentuh angka 1, tepatnya 0,99917 sehingga komet ini tergolong komet nyaris parabolik (near parabolic comets)," kata Andi.

Komet Neowise akan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi pada 23 Juli 2020. Pada tanggal inilah waktu terbaik mengamati komet tersebut.

Baca juga: Fenomena Langka Komet Neowise Juli 2020, Wilayah Mana Saja Bisa Melihatnya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Tren
8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

Tren
4 Provinsi Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Juni 2024, Catat Jadwalnya

4 Provinsi Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Juni 2024, Catat Jadwalnya

Tren
7 Cara Cek Pemadanan NIK-NPWP Sudah atau Belum, Klik ereg.pajak.go.id

7 Cara Cek Pemadanan NIK-NPWP Sudah atau Belum, Klik ereg.pajak.go.id

Tren
Perbandingan Rangking Indonesia Vs Tanzania, Siapa yang Lebih Unggul?

Perbandingan Rangking Indonesia Vs Tanzania, Siapa yang Lebih Unggul?

Tren
Kenali Beragam Potensi Manfaat Daun Bawang untuk Kesehatan

Kenali Beragam Potensi Manfaat Daun Bawang untuk Kesehatan

Tren
Mempelajari Bahasa Paus

Mempelajari Bahasa Paus

Tren
7 Potensi Manfaat Buah Gandaria, Apa Saja?

7 Potensi Manfaat Buah Gandaria, Apa Saja?

Tren
Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Tren
Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Tren
Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Tren
Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Tren
Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Tren
Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Tren
Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com