Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Sepeda, Berkemah Mulai Jadi Tren di Masa Pandemi Corona

Kompas.com - 12/07/2020, 09:15 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com – Dampak pandemi virus corona dirasakan hampir semua orang di semua belahan dunia. Tren yang berkembang karena wabah ini pun juga hampir sama di sejumlah negara. 

Seperti saat booming sepeda di Eropa dan Amerika, ternyata juga terjadi di Indonesia beberapa waktu lalu. 

Terbaru, fenomena berkemah atau naik gunung juga menjadi tren baru saat pandemi setelah selama beberapa waktu menjalani karantina.

Melansir dari The Guardian (11/7/2020), pandemi yang masih terjadi membuat tren liburan yang selama ini ramai seperti terbang ke luar negeri, liburan kelompok atau naik kapal pesiar tak lagi menarik.

Kegiatan outdoor

Orang-orang cenderung lebih memilih kegiatan outdoor sebagaimana para ahli banyak yang mengatakan risiko penularan dalam kegiatan ini lebih rendah.  

Di Amerika Serikat, layanan berkemah dan pemesanan glamping mengalami lonjakan besar mencapai 400 persen dibanding waktu yang sama tahun lalu.

Perusaah recreational vehicle (RV) atau kendaraan rekreasi yang menyediakan penyewaan akomodasi mobil mengatakan bisnis mereka ramai saat ini.

Sementara itu, REI produsen peralatan outdoor mengatakan melihat rekor pertumbuhan bisnis mereka di departemen perkemahan selama enam minggu terakhir karena banyaknya pembeli yang mencari peralatan berkemah.

“Ketidakmampuan untuk mengakses perjalanan normal karena orang hanya berada di rumah, mengalihkan perhatian pada berkemah,” kata Paul Calandrella, Manajer Merchandising Umum Peralatan Berkemah di REI.

Dia mengatakan peralatan yang laris saat ini adalah tenda, kantong tidur atau sleeping bag, perabot berkemah dan peralatan memasak.

Termasuk pula barang-barang untuk glamping seperti tempat tidur kamp besar dan sistem listriknya. Paul berharap meningkatnya permintaan peralatan berkemah ini akan menjadi tren tahunan.

Baca juga: Ramai soal Video Berjubelnya Para Pendaki di Gunung Lawu, Ini Penjelasannya...

Pemesanan melonjak

Glampingshutterstock Glamping

Sejauh ini, RV Park dan Campground telah menyumbang 25,6 miliar dolar pada ekonomi AS menurut the National Association of RV Parks and Campgrounds (ARVC).

Orang-orang yang berkemah telah menghabiskan 31 miliar dolar AS untuk peralatan kemah, aksesori dan kendaraan menurut laporan ARVC.

Publik AS menganggap, berkemah dianggap aman meskipun di tengah pandemi menurut sebuah laporan di Amerika Utara. Setidaknya 46 persen pelancong mengatakan hal itu.

Anand Subramanian, kepala eksekutif platform pemesanan Tentrr, yang mendaftar lebih dari 800 tempat perkemahan di Amerika, mengatakan pasarnya telah tumbuh 900 persen pada kuartal ini dibandingkan dengan sebelumnya.

Pemesanan periode saat ini juga melonjak sebanyak 400 persen di waktu yang sama dibandingkan tahun lalu.

Para pemesan mayoritas mencari tempat berkemah dengan jarak sekitar dua jam dari tempat tinggal mereka.

“Karena Covid, orang mencari lokasi di dekat rumah untuk beristirahat, daripada naik pesawat atau naik kapal pesiar,” kata dia.

Baca juga: Gunung Prau akan Uji Coba Dibuka, Simak Syarat dan Ketentuannya

Penggemar baru

Pendaki mendirikan tenda di puncak Gunung PrauRIZAL SETYO NUGROHO/KOMPAS.com Pendaki mendirikan tenda di puncak Gunung Prau

Sementara itu, platform pemesanan Hipcamp yang telah mendapat 300.000 pesanan berkemah mengatakan, setelah mereka merosot saat awal pandemi, kini mereka mendapatkan tiga kali lipat dari apa yang mereka dapat tahun lalu.

Pendiri dan kepala eksekutif Hipcamp, Alyssa Ravasio, mengatakan mereka banyak melihat penggemar baru dalam tren ini.

“Sangat menyenangkan bagi kami melihat begitu banyak orang memutuskan ingin keluar. Saya pikir ini adalah momen besar bagi budaya kita. Sangat transformatif,” ujar dia.

Bisnis kemping mewah atau glamping juga meihat rekor pertumbuhan selama tiga bulan terakhir mencapai 100 persen.

Ruben Martinez, salah satu pendiri situs dan American Glamping Association menyampaikan mereka melihat lonjakan besar orang-orang dari kota yang ingin liburan.

Mike Gast, wakil presiden komunikasi di Kampgrounds of America (KOA) juga menyampaikan hal serupa.

“Semua orang ingin keluar. Mereka berlomba untuk keluar. Kami telah memiliki beberapa tempat perkemahan yang telah diisi secara maksimal,” kata dia.

Danielle Ali seorang manajer media sosial yang biasanya lebih suka berlibur dengan menyewa kamar kini lebih memilih menyewa RV dan membawanya ke pantai teluk bersama keluarganya.

"Pandemi ini membuat kita menjadi sedikit lebih berpikiran terbuka dan kreatif. Kami melihat Airbnbs, rumah sewa dan sebangsanya sebagai hal yang tidak bisa kami kendalikan. Rasanya dengan RV kami memiliki kontrol lebih besar terhadap jarak sosial,” ujar dia.

Baca juga: 74.018 Orang Positif Corona, Ini Cara Cegah Penularan saat Keluar Rumah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Tren
Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Tren
Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

Tren
Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com