Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Perkembangan Terbaru Inggris soal Karantina dan Pembatasan Perjalanan

Kompas.com - 04/07/2020, 05:42 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Inggris mengubah kebijakan terkait karantina 14 hari dan pembatasan perjalanan yang selama ini diterapkan sebagai langkah pencegahan penularan virus corona.

Per 10 Juli 2020, Pemerintah Inggris akan mencabut peraturan karantina 14 hari bagi warga Inggris yang mengunjungi Spanyol, Italia, Perancis, dan Jerman. 

Dilansir dari The Guradian, Jumat (3/7/2020), pembatasan perjalanan untuk 60 negara dan wilayah lain juga akan dicabut.

Menurut Sekretaris Transportasi Inggris, Grant Shapps, kebijakan ini diambil sebagai langkah besar dibukanya kembali Inggris.

Namun, ada sejumlah hal yang perlu diumumkan lebih lanjut sebelum kebijakan ini diterapkan pada pekan depan. 

Perdana Menteri Skotlandia Nicola Sturgeon mengatakan Skotlandia belum diajak berbincang soal ini lebih jauh.  

Peraturan khusus Inggris tersebut dinilai membutuhkan kejelasan lebih lanjut mengenai apa yang akan terjadi pada seseorang yang tiba di bandara Inggris tanpa perlu mengisolasi diri.

Pertanyaan soal ini di antaranya apa yang harus dilakukan jika orang tersebut melakukan perjalanan ke rumah mereka di Skotlandia atau Wales, di mana pembatasan mungkin masih berlaku.

Pengumuman itu muncul ketika aturan karantina Pemerintah Inggris dicap sebagai "kegagalan" oleh serikat pekerja karena karantina berisiko menempatkan pekerja di industri perjalanan dalam bahaya. 

"Peraturan karantina pemerintah telah menjadi kegagalan sejak awal," ujar Sekretaris Jenderal Perhimpunan Staf Gaji Transportasi Inggris, Manuel Cortes.

Sementara itu, Sekretaris Kesehatan Inggris, Matt Hancock ditugaskan untuk memuluskan proposal dengan Skotlandia, yang telah menyatakan keberatan. Namun, hanya beberapa jam kemudian, Shapps menyalahkan Sturgeon dianggap menghambat kebijakan tersebut. 

Mengkaji risiko

Sebelum diterapkan, Joint Biosecurity Centre telah berkonsultasi dengan Public Health England dan Kepala Petugas Medis, Chris Whitty, untuk memprediksi risiko yang akan terjadi.

Para ahli telah mempertimbangkan prevalensi virus corona, jumlah kasus baru, dan potensi lintasan penyakit di tempat tujuan.

Semua penumpang, kecuali mereka yang ada dalam daftar kecil pengecualian, masih akan diminta untuk memberikan informasi kontak saat datang di Inggris.

"Hari ini menandai langkah selanjutnya dalam membuka kembali negara kita yang hebat. Apakah Anda seorang wisatawan yang siap berpergian ke luar negeri atau seorang pebisnis yang ingin membuka peluang kembali. Ini adalah kabar baik bagi orang-orang Inggris dan berita bagus untuk bisnis Inggris," ujar Shapps.

Menurut dia, semua pihak telah bekerja keras untuk mencapai tahap ini.

"Oleh karena itu, keselamatan tetap menjadi pedoman utama dan kami tidak akan ragu untuk bergerak cepat melindungi diri kita jika tingkat infeksi meningkat di negara-negara yang terhubung kembali," lanjut dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Tren
Tema Met Gala dari Masa ke Masa, 'Sleeping Beauties: Reawakening Fashion' Jadi Tajuk 2024

Tema Met Gala dari Masa ke Masa, "Sleeping Beauties: Reawakening Fashion" Jadi Tajuk 2024

Tren
Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Tren
Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Tren
Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com