KOMPAS.com - Adanya flu babi jenis baru yang ditemukan oleh para peneliti China, di mana disebutkan dapat meluas menjadi pandemi mendapatkan sorotan.
Virus yang dinamai G4 ini secara genetik merupakan turunan dari strain H1N1 yang menyebabkan pandemi pada 2009 lalu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa flu babi tersebut bukanlah hal baru dan sedang dalam pengawasan ketat.
"Ini bukan virus baru. Virus ini sedang diawasi," kata Direkrut Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO Dr Michael Ryan seperti dikutip dari Xinhua, Kamis (2/7/2020).
Baca juga: Bagaimana Kemungkinan Flu Babi Baru G4 Menular pada Manusia?
Menurut dia, ini merupakan temuan dari pengawasan yang telah dilakukan selama bertahun-tahun.
Ryan mengungkapkan, virus influenza babi H1N1 yang mirip unggas Eurasia telah diawasi oleh otoritas China dan oleh jaringan pengawasan influenza global di seluruh dunia dan pusat-pusat kerja sama WHO.
"Sudah di bawah pengawasan sejak 2011. Publikasi terbaru adalah publikasi dari semua data pengawasan dari waktu ke waktu dan jelas melaporkan baik tentang evolusi virus ini dalam populasi babi tapi juga dalam hal paparan pekerjaan kepada pekerja dari waktu ke waktu," katanya lagi.
Baca juga: INFOGRAFIK: Mengenal Virus G4, Flu Babi Jenis Baru yang Berpotensi Jadi Pandemi
Lebih lanjut, sebuah tim peneliti China telah memeriksa virus influenza yang ditemukan pada babi dari tahun 2011 hingga 2018.
Menurut studi baru yang diterbitkan oleh jurnal AS, Proceeding of the National Academy of Sciences (PNAS), peneliti menemukan bahwa varian genotipe 4 virus H1N1 yang menyerupai burung Eurasia (G4 EA H1N1).
Ryan menegaskan, pihaknya terus waspada dan melakukan pengawasan terhadap virus ini.
"Kami harus tetap waspada. Kami harus terus melakukan pengawasan yang sangat baik pada genotipe G4 ini dan kami berharap itu akan terus berlanjut dalam beberapa bulan dan tahun mendatang," tuturnya.
Melansir sciencemag.org, virus ini merupakan campuran unik dari tiga garis keturanan, satu mirip dengan strain yang ditemukan pada burung Eropa dan Asia, strain H1N1 yang menyebabkan pandemi 2009, dan H1N1 Amerika Utara yang memiliki gen dari virus flu burung, manusia, dan babi.
Sebagai bagian dari proyek untuk mengidentifikasi potensi pandemi influenza, sebuah tim yang dipimpin oleh Liu Jinhua dari China Agricultural (CAU) menganalisis hampir 30.000 usap hidung yang diambil dari babi di rumah jagal di 10 provinsi di China dan 1.000 usapan lain dari babi dengan gejala pernapasan di rumah sakit pendidikan kedokteran hewan sekolah mereka.
Penyeka yang dikumpulkan antara 2011-2018 menghasilkan 179 virus flu babi yang mayoritas G4 atau satu dari lima galur G lainnya dari garis keturunan mirip burung Eurasia.
"Virus G4 telah menunjukkan peningkatan tajam sejak 2016, dan merupakan genotipe dominan dalam sirkulasi pada babi yang terdeteksi di setidaknya 10 proviinsi," tulis peneliti.
Baca juga: Bagaimana Kemungkinan Flu Babi Baru G4 Menular pada Manusia?
Penulis pertama makalah tersebut, Sun Honglei, mengungkapkan bahwa dimasukannya gen G4 dari pandemi H1N1 2009 dapat mempromosikan adaptasi virus yang mengarah pada penularan dari manusia ke manusia.
Sehingga, sangat penting untuk memperkuat pengawasan babi dari China untuk virus influenza.
Virus influenza sering berpindah dari babi ke manusia, tapi kebanyakan tidak kemudian menular antar manusia.
Baca juga: Berikut Bahaya Konsumsi Daging Babi Menurut Para Ahli Gizi
Dua kasus infeksi G4 manusia telah didokumentasikan dan keduanya tidak menular ke orang lain.
"Kemungkinan varian tertentu ini akan menyebabkan pandemi adalah rendah," ujar Martha Nelson, seorang ahli biologi evolusi di Pusat Internasional Institut Kesehatan Nasional AS Fogarty yang mempelajari virus influenza babi di Amerika Serikat dan penyebarannya ke manusia.
Namun, Nelson mencatat bahwa tidak ada yang tahu mengenai pandemi H1N1 yang melonjak dari babi ke manusia hingga kasus manusia pertama muncul pada 2009.
"Influenza dapat mengejutkan kita. Dan ada risiko bahwa kita mengabaikan influenza dan ancaman lain saat ini dari Covid-19," ujar Nelson.
Baca juga: Virus Corona Disebut Bermutasi dan Lebih Mudah Menular
Infografi: Mengenal Virus G4
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.