Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hal yang Perlu Diketahui soal Sesak Napas sebagai Gejala Covid-19

Kompas.com - 09/06/2020, 07:03 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Para pasien penderita Covid-19 ada yang mengalami kesulitan bernapas atau sesak napas.

Ada yang pulih seiring berjalannya waktu, namun tak sedikit juga yang memerlukan bantuan ventilator untuk mempermudah bernapas.

Apa yang harus kita pahami soal sesak napas sebagai salah satu gejala terinfeksi virus corona jenis baru?

Gejala awal Covid-19

Melansir Healthline, Jumat (5/6/2020) sesak napas yang secara medis dikenal dengan istilah dispnea ini merupakan salah satu gejala khas dari Covid-19.

Berbeda dengan sesak napas yang dialami seseorang dengan kelebihan berat badan, suhu ekstrem, ketinggian, dan sebagainya, dispnea yang terjadi pada penderita Covid-19 kondisinya bisa sampai parah dan bertahan cukup lama.

Sesak napas yang dialami penderita Covid-19 biasanya terjadi pada hari ke 4 dan 10 setelah infeksi terjadi dalam tubuh, mengikuti gejala yang lebih ringan, seperti demam, rasa kelelahan, dan pegal-pegal.

Namun, ada juga penderita yang tidak menunjukkan gejala ini sama sekali.

Baca juga: Informasi Viral Jangan ke Rumah Sakit meski Alami Gejala Covid-19, Ini Imbauan Dokter

Yang membedakan apakah sesak napas ini merupakan gejala dari Covid-19 atau bukan adalah terjadinya penurunan saturasi oksigen secara tiba-tiba.

Sesak napas yang disertai dengan demam dan batuk menjadi kunci lain bahwa ini merupakan gejala dari Covid-19.

CDC melaporkan, 31-40 persen penderita Covid-19 mengalami sesak napas.

Jumlah ini sebenarnya masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan gejala lain yang lebih banyak terjadi pada penderita Covid-19.

Misalnya, demam (83-99 persen), batuk (59-82 persen), atau kelelahan (44-70 persen).

Hasil studi lain dari CDC, sesak napas pada penderita Covid-19 sebanyak 43 persen terjadi pada pasien dewasa bergejala, dan 13 persen pada pasien anak-anak bergejala.

Mengapa Covid-19 menyebabkan sesak napas?

Ilustrasi infeksi virus corona. Gunakan masker saat muncul gejala Covid-19.Shutterstock Ilustrasi infeksi virus corona. Gunakan masker saat muncul gejala Covid-19.
Pada kondisi normal di mana paru-paru sehat, oksigen akan melintasi alveoli dan memasuki pembuluh darah kecil yang dikenal sebagai pembuluh kapiler, tempat sebelum oksigen dialirkan ke seluruh tubuh.

Namun, pada mereka yang menderita Covid-19, transfer oksigen akan terganggu oleh respons imun yang muncul.

Sel darah putih melepaskan molekul inflamasi yang disebut kemokin atau sitokin.

Mereka akan mengumpulkan lebih banyak sel kekebalan demi membunuh sel yang terinfeksi virus corona.

Proses tersebut menyisakan nanah yang merupakan campuran dari cairan dan sel-sel mati di dalam paru-paru.

Keberadaan nanah tersebut menyebabkan terjadinya sesak napas, batuk, juga demam.

Namun, khusus untuk gejala sesak napas pada Covid-19, risiko terjadinya jauh lebih tinggi pada mereka yang berusia di atas 65 tahun, perokok, punya riwayat diabetes, dan penyakit kardiovaskular, serta sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Demikian pula setelah seseorang seubuh dari Covid-19, sesak napas masih mungkin terjadi karena paru-paru yang telah mengalami kerusakan dan tidak semuanya bisa disembuhkan secara sempurna.

Kerusakan ini menyebabkan pembentukan jaringan parut atau bekas luka pada paru-paru atau disebut sebagai fobrosis paru.

Bekas luka ini membuat paru-paru semakin keras sehingga menyulitkan seseorang untuk bernapas.

Baca juga: Gejala Apa yang Paling Sering Dirasakan Pasien Covid-19 di Indonesia?

Risiko sesak napas pada Covid-19

Ilustrasi virus corona dan gejala terinfeksi virus coronaShutterstock Ilustrasi virus corona dan gejala terinfeksi virus corona
Menurut review dari 13 penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Infection, sesak napas menimbulkan risiko timbulnya penyakit parah dan kritis jika terjadi pada penderita Covid-19.

Napas yang memburuk ini dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai hipoksia.

Saat kesulitan bernapas, tingkat saturasi oksigen akan turun hingga di bawah 90 persen. Hal ini meyebabkan otak kekurangan oksigen.

Jika ini terjadi, maka seseorang akan mengalami kebingungan, lesu, dan mengalami gangguan mental lain.

Dalam kasus yang parah, apabila kadar oksigen turun hingga di bawah 80 persen, maka risiko terjadinya kerusakan organ vital dapat meningkat.

Baca juga: Waspada Gejala Baru Virus Corona, dari Sulit Berbicara hingga Halusinasi

Pengaruh rasa cemas

Ilustrasi pasien virus corona dalam masa penyembuhan penyakit Covid-19.Shutterstock Ilustrasi pasien virus corona dalam masa penyembuhan penyakit Covid-19.
Stres atau kecemasan yang berlebihan secara tidak langsung dapat membuat seseorang mengalami sesak napas.

Stres dan cemas ini juga tidak jarang terjadi pada seseorang yang didiagnosis menderita Covid-19.

Sistem saraf simpatik akan bereaksi dan menimbulkan respons fisiologis akan kecemasan yang dirasakan.

Misalnya, jantung berdetak leih kencang, napas menjadi cepat dan dangkal, dan pita suara akan menerut ketika seseorang tersebut mencoba bernapas.

Sesak napas pun tidak terhindarkan karena otot-otot di dada lebih banyak mengambil alih proses pernapasan.

Padahal, ketika kondisi rileks seseorang bernapas dengan banyak dibantu diafragma yang memungkinkan untuk seseorang bernapas lebih dalam dan panjang.

Akses pertolongan, jika...

Gangguan proses pernapasa ada yang ringan, ada juga yang berat atau disebut sebagai sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS).

Tanda-tanda gangguan pernapasan yang mengarah pada ARDS di antaranya adalah napas yang menjadi cepat dan sulit, timbul rasa sakit, sesak, atau tidak nyaman di dada atau perut atas, bibir kaku atau kulit berubah warna, demam tinggi dan tekanan darah rendah.

Selain itu, terjadi kebingungan mental, denyut nadi cepat atau lemah, dan tangan atau kaki menjadi dingin.

Jika tanda-tanda itu sudah terlihat, maka disarankan untuk segera mengakses pertolongan medis, misalnya dengan menghubungi dokter atau rumah sakit untuk mendapatkan cara pertolongan pertama dan petunjuk yang harus dilakukan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com