Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Video Ferdian Paleka, Kenapa YouTuber Sering Membuat Konten Prank?

Kompas.com - 04/05/2020, 11:30 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aksi prank dari YouTuber Ferdian Paleka masih ramai diperbincangkan di media sosial. Cuplikan video YoTtube yang dibuatnya menjadi viral karena disebut tidak terpuji.

Dalam video yang diunggah oleh akun Ferdian Paleka, ia bersama dua orang temannya melakukan prank kepada waria di daerah Bandung, Jawa Barat.

Mereka membuat prank dengan modus membagi-bagikan sembako yang ternyata berisi sampah dan batu.

Hingga Senin (4/5/2020) pukul 10.30 WIB, twit dengan kata kunci "Ferdian Paleka" telah mencapai lebih dari 46 ribu dan masih menjadi salah satu topik terpopuler di Indonesia.

Trending topic Twitter Ferdian PalekaTwitter Trending topic Twitter Ferdian Paleka
Bukan hanya kali ini aksi prank yang dilakukan YouTuber menuai kecaman. Sebelumnya, sejumlah konten prank ada yang dianggap melewati batas.

Pengamat Media Sosial Enda Nasution mengatakan, sebenarnya aksi prank telah biasa dilakukan.

Akan tetapi, pada masa pandemi virus corona seperti saat ini, aksi yang dilakukan Ferdian Paleka seharusnya tidak terjadi.

"Cuma mungkin di masa pandemi ini dan kebetulan prank yang dia lakukan kemarin kan sangat menyakiti hati banyak orang, sangat keterlaluan. Di satu sisi, dia ngerjain orang lain, di sisi lain, saat kondisi seperti ini banyak orang yang sedang membutuhkan," kata Enda saat dihubungi Kompas.com, Senin (4/5/2020).

Baca juga: Viral Video YouTuber Ferdian Paleka Prank Bagi-bagi Sembako Berisi Batu dan Taoge Busuk

Mengapa YouTuber sering bikin konten prank?

Sebenarnya, ada banyak pilihan untuk membuat konten yang menarik, tetapi mengapa prank yang dipilih?

Menurut Enda, prank sendiri adalah sebuah genre khusus di kalangan pembuat konten.

"Tetapi, buat saya, itu (prank) lebih karena kemalasan. Salah satunya, kenapa prank ini jadi pilihan adalah karena relatif mudah membuatnya," ujar Enda.

Ia mengatakan, jika dikelola dan dibuat dengan benar, prank bisa menjadi hiburan serta menarik jumlah penonton yang banyak.

"Jadi, ini lebih ke masalah insentif dan disinsentifnya saja, terutama inisiatif cara membuatnya relatif mudah, tidak seperti kalau harus membuat konten berkualitas bagus lainnya. Di sisi lain, penontonnya lumayan banyak," kata Enda.

Prank, lanjut Enda, tidak hanya dilakukan pembuat konten di YouTube atau internet, tetapi juga media lain seperti televisi. 

"Menurut saya, kalau pun kita memilih prank sebagai sebuah bentuk format entertainment, yang positif, misalnya berupa kritik sosial," kata Enda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Manfaat Buah dan Sayur Berdasar Warnanya, Merah Bisa Cegah Kolesterol Tinggi

Manfaat Buah dan Sayur Berdasar Warnanya, Merah Bisa Cegah Kolesterol Tinggi

Tren
16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

16 Negara yang Lolos Berlaga di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Termasuk Guinea

Tren
Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Duduk Perkara Rektor Unri Polisikan Mahasiswa yang Protes UKT, Berakhir Cabut Laporan

Tren
Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Jarang Diketahui, Ini 9 Manfaat Jalan Kaki Tanpa Alas Kaki di Pagi Hari

Tren
Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Muncul Fenomena ASI Bubuk, IDAI Buka Suara

Tren
Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

Tren
Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com