Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
David S Perdanakusuma
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Prof. Dr. David S Perdanakusuma, dr., SpBP-RE(K) adalah Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Ketua Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia.

Asas Praduga Tidak Bersalah Sakit Covid-19

Kompas.com - 27/04/2020, 09:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DALAM dunia hukum kita mengenal istilah asas praduga tidak bersalah atau presumption of innocent. Artinya, seseorang diduga atau dianggap tidak bersalah sampai diputuskan pengadilan.

Hal tersebut tercantum pada Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang menyatakan:

“Setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut dan atau dihadapkan di muka sidang pengadilan, wajib dianggap tidak bersalah sampai adanya putusan pengadilan yang menyatakan kesalahannya dan memperoleh kekuatan hukum tetap.”

Ini adalah kaidah hukum yang berlaku di negara kita dan telah menjadi pendapat umum dalam dunia hukum.

Terjadi hal yang berbeda di dalam dunia kedokteran dalam menegakkan diagnosis.

Bila berhadapan dengan seorang yang diduga menderita suatu penyakit akan dianggap sebagai penderita penyakit tersebut.

Pendapat itu dianggap sebagai suatu praduga dalam bentuk diagnosis kerja dan diagnosis banding yang perlu ditindaklanjuti dengan berbagai pemeriksaan.

Jadi asas yang digunakan adalah praduga menderita sampai adanya keputusan hasil gabungan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang menyatakan keputusan penyakitnya sehingga didapat kepastian benar menderita penyakit tersebut atau penyakit lain.

Paradigma yang berlaku di dunia kedokteran adalah asas praduga bersalah dalam pengertian lain yaitu seseorang dianggap menderita penyakit tertentu dan diperlakukan seperti orang yang menderita penyakit tersebut sambil proses penegakan diagnosis dilakukan.

Demikian sikap dan keputusan dalam menghadapi berbagai pasien yang datang dengan keluhan tertentu.

Covid-19

Saat ini Indonesia dilanda bencana wabah Covid-19. Penyakit ini telah menyebar dan menjangkiti banyak masyarakat Indonesia. Angkanya dari hari ke hari terus meningkat baik kesakitan maupun kematian.

Proses penularan membuat orang dengan riwayat kontak baik bergejala maupun tidak mendapat sebutan sesuai dengan kriteria.

Perawatan di ruang isolasi pasien Covid-19 di RSUD Kota Bogor, Kamis (23/4/2020). Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor membatasi layanan kesehatan setelah 51 tenaga medisnya terindikasi reaktif Covid-19. Layanan yang tetap beroperasi adalah unit kegawatdaruratan, cuci darah, kanker, dan layanan penyakit kronis.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Perawatan di ruang isolasi pasien Covid-19 di RSUD Kota Bogor, Kamis (23/4/2020). Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor membatasi layanan kesehatan setelah 51 tenaga medisnya terindikasi reaktif Covid-19. Layanan yang tetap beroperasi adalah unit kegawatdaruratan, cuci darah, kanker, dan layanan penyakit kronis.

Orang tanpa gejala (OTG) adalah seseorang yang tidak bergejala namun diketahui memiliki kontak erat dengan kasus yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Orang dalam pemantauan (ODP) adalah orang mengalami demam (≥38 derajat celcius) atau riwayat demam; atau gejala gangguan sistem pernafasan seperti pilek pilek atau sakit tenggorokan atau batuk, dan tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan, dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara atau wilayah yang melaporkan transmisi lokal.

Pasien dalam pengawasan (PDP) adalah orang yang mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yaitu demam (≥38 derajat celcius) atau riwayat demam; disertai salah satu gejala atau tanda penyakit pernapasan seperti: batuk/sesak nafas atau sakit tenggorokan atau pilek atau pneumonia ringan hingga berat dan tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sering Kesemutan seperti Tersetrum, Wanita Ini Ternyata Idap Kanker Darah

Sering Kesemutan seperti Tersetrum, Wanita Ini Ternyata Idap Kanker Darah

Tren
Kisah 'Man from Taured' yang Pernah Hebohkan Jepang, Klaim Berasal dari Dunia Paralel

Kisah "Man from Taured" yang Pernah Hebohkan Jepang, Klaim Berasal dari Dunia Paralel

Tren
Suplemen yang Perlu Dikonsumsi Wanita Berusia 50 Tahun ke Atas

Suplemen yang Perlu Dikonsumsi Wanita Berusia 50 Tahun ke Atas

Tren
Ramai soal Daftar Makeup China Disebut Mengandung Karsinogen, Ini Kata BPOM

Ramai soal Daftar Makeup China Disebut Mengandung Karsinogen, Ini Kata BPOM

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 20-21 Juni 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 20-21 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Peserta SNBT Tunarungu Gagal Lolos Usai Diminta Lepas Alat Bantu Dengar | Kata KAI Services soal Makanan Kedaluwarsa di Kereta

[POPULER TREN] Peserta SNBT Tunarungu Gagal Lolos Usai Diminta Lepas Alat Bantu Dengar | Kata KAI Services soal Makanan Kedaluwarsa di Kereta

Tren
Daftar Pemain Tertua dan Termuda Euro 2024, Ada Pepe

Daftar Pemain Tertua dan Termuda Euro 2024, Ada Pepe

Tren
7 Suplemen yang Bermanfaat untuk Memperbaiki Kualitas Tidur, Apa Saja?

7 Suplemen yang Bermanfaat untuk Memperbaiki Kualitas Tidur, Apa Saja?

Tren
Sering Mual Setelah Begadang? Ternyata Ini 3 Penyebabnya

Sering Mual Setelah Begadang? Ternyata Ini 3 Penyebabnya

Tren
Muncul Fenomena “Heat Dome” di Amerika Serikat, Apa Itu?

Muncul Fenomena “Heat Dome” di Amerika Serikat, Apa Itu?

Tren
Wanita Tewas Terjatuh dari Lantai 3 Gym, Pakar: Idealnya Posisi 'Treadmill' Menghadap Jendela

Wanita Tewas Terjatuh dari Lantai 3 Gym, Pakar: Idealnya Posisi "Treadmill" Menghadap Jendela

Tren
110 Perusahaan Terbesar di Indonesia Versi Fortune 2024, Ada Pertamina dan MIND ID

110 Perusahaan Terbesar di Indonesia Versi Fortune 2024, Ada Pertamina dan MIND ID

Tren
Mengapa Israel Akan Serang Lebanon?

Mengapa Israel Akan Serang Lebanon?

Tren
144 Jemaah Haji Indonesia Meninggal Dunia di Tanah Suci, Ini Penyebabnya

144 Jemaah Haji Indonesia Meninggal Dunia di Tanah Suci, Ini Penyebabnya

Tren
Ramai soal KTP Indonesia Terdiri dari Warna Biru dan Oranye, Apa Bedanya?

Ramai soal KTP Indonesia Terdiri dari Warna Biru dan Oranye, Apa Bedanya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com