Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah-kisah Aksi Solidaritas Saat Pandemi Covid-19 di Indonesia

Kompas.com - 18/04/2020, 21:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Program ini bekerja sama dengan 1.000 warteg di Jabodetabek untuk menyajikan bantuan makanan siap santap setiap hari.

"Inilah cara kita untuk meyakinkan masyarakat bahwa musibah ini juga menjadi cara untuk memasifkan kebaikan di tengah-tengah wabah. Kami ingin sampaikan bahwa wabah ini telah menggerogoti sendi-sendi perekonomian bangsa, khususnya UMKM," kata Ketua Dewan Pembina ACT Ahyudin, seperti diberitakan Kompas.com, 27 Maret 2020.

Dia pun berharap agar program itu bermanfaat untuk masyarakat prasejahtera yang akan diberi makan gratis serta membantu mempertahankan eksistensi UMKM warteg.

Bagikan Kebutuhan Pokok

Saat pandemi virus corona, Yayasan Cirebon Rerewang menggalang dana untuk menangani berbagai dampak yang ditimbulkan oleh virus corona.

"Hari ini, kita bagi-bagi bahan pangan berupa beras untuk masyarakat yang terdampak dari virus corona. Kita bagikan kepada pekerja harian, ada driver ojol, tukang becak, pedagang keliling. Income (pendapatan) mereka turun drastis dan perlu dibantu," kata pendiri Yayasan Cirebon Rerewang Agus Gineer, dikutip dari Kompas.com, 7 April 2020.

Mereka membagikan beras berukuran lima kilogram ke beberapa kalangan, mulai tukang ojek online atau dalam jaringan, sopir angkutan umum, tukang becak hingga pemulung.

Kegiatan positif ini dilakukan setiap hari dari satu tempat ke tempat lain.

Baca juga: Aksi Solidaritas Warga Cirebon Lawan Corona, Bagi-bagi Beras hingga Sumbang APD ke RS

100 Juta Masker Challenge

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat meninjau produsen alat pelindung diri dan masker di wilayah Bogor, beberapa waktu lalu. Humas Jabar Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat meninjau produsen alat pelindung diri dan masker di wilayah Bogor, beberapa waktu lalu.

Founder Drone Emprit, Ismail Fahmi mencetuskan tantangan 100 juta masker melalui media sosial Twitter.

Menurut dia, gerakan #100JutaMaskerChallenge ingin mengajak masyarakat untuk menggunakan masker buatan dengan dua lapis kain katun daripada membeli masker bedah atau masker N95.

Menurut dia, bahan katun memiliki tingkat perlindungan sebesar 70 persen.

Fahmi menekankan, tenaga medis lebih membutuhkan masker N95 dan masker bedah yang kini juga banyak dipakai oleh masyarakat umum.

Ismail mengaku prihatin dengan kelangkaan masker medis di sejumlah daerah dan menyebabkan tenaga medis kekurangan masker untuk melindungi dirinya saat menangani pasien Covid-19.

"Sempat nemu orang jual masker bedah, tapi mahalnya minta ampun. Jadi, saya beli itu untuk stok nakes di RS, itu boleh dibeli oleh umum. Tapi pihak rumah sakit dulu yang diprioritaskan untuk dapat masker tersebut," ujar Ismail, dikutip dari Kompas.com, 30 Maret 2020.

Baca juga: Penyandang Disabilitas dan Warga Binaan Perempuan di Babel Produksi Ribuan Masker Gratis

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com