Pengujian luas atau widespread testing juga seringkali disebut dalam penanganan virus corona.
Presiden AS Donald Trump mengatakan, pengujian yang dilakukan AS merupakan yang terbanyak dibandingkan negara-negara lain.
Namun, tidak hanya berapa banyak yang telah diuji, tetapi juga penting dilihat kapan dan siapa orang yang diuji.
Lagi-lagi, setiap negara memiliki kriterianya sendiri dan menciptakan arti sendiri dari angka yang nantinya muncul sebagai hasil pengujian luas tersebut.
Beberapa negara seperti Korea Selatan, Australia, dan Singapura, sangat mementingkan pengujian massal dari awal wabah.
Mereka menggunakan informasi yang ada untuk melakukan penelusuran kontak, menemukan, dan menguji mereka yang berada dekat dengan orang yang terinfeksi meskipun tidak menunjukkan gejala.
Upaya ini memberikan gambaran yang lebih lengkap dari penyebaran virus corona.
Meskipun tidak berada dalam skala yang sama, Jerman juga telah melakukan lebih banyak pengujian dan penelusuran kontak dari awal dibandingkan negara-negara Eropa lainnya.
Namun, sebagian besar negara dengan jumlah kasus yang besar melakukan langkah pengujian yang lebih sedikit, menggunakan angka kasar, dan melakukan upaya yang minim untuk menelusuri kontak.
Ada banyak kasus yang dapat dideteksi, tetapi negara-negara ini tidak dapat menjelaskan berapa banyak pertumbuhan dari epidemi ini.
Ketidakmampuan untuk menjawab hal tersebut, negara pun membatasi pengujian hanya pada pasien yang sakit dan tenaga kesehatan.
Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan jika Hasil Rapid Test Virus Corona Positif atau Negatif?
Sementara, Jerman tergolong rendah dan China berada di antaranya.
Namun, melihat tingkat kematian tidak bisa sesederhana itu.
Mengutip New York Times, 4 April 2020, laporan terbaru menunjukkan bahwa di Wuhan, lebih dari ribuan guci kremasi telah dipesan.
Hal ini memunculkan dugaan bahwa kasus kematian dapat melebihi yang telah dikonfirmasi.
Wabah di Wuhan dan bagian negara Italia maupun Spanyol telah membuat rumah sakit kewalahan, membuat sebagian pasien yang sakit harus kembali ke rumah.
Tidak ada yang tahu berapa banyak orang yang sembuh atau meninggal tanpa pernah diuji.
Italia dan Perancis melaporkan total kematian yang secara umum hanya mencatat pasien yang meninggal di rumah sakit.
Di Jerman, beberapa pasien dikecualikan karena ada pengujian virus yang dianggap tidak sesuai standar di rumah sakit.
Dan jika hanya pasien sakit yang diuji, jumlah infeksi akan terlihat lebih kecil. Sementara, persentase kematian akan terlihat lebih tinggi.
Baca juga: 3 Alasan yang Membuat Angka Kematian Akibat Corona di Jepang Rendah