Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Angka Kematian di Italia akibat Corona Tertinggi di Dunia?

Kompas.com - 25/03/2020, 13:29 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perhatian dunia bergeser dari Wuhan ke Italia saat beberapa waktu terakhir negara asal Menara Pisa ini melaporkan angka kematian harian yang tinggi akibat virus corona.

Pada Rabu (25/3/2020), tercatat lebih dari 6.000 kematian terjadi di Italia.

Dilansir dari SCMP, ada 6.820 kematian hingga Rabu (25/3/2020) pada pukul 11.30 WIB dan total kasus di Italia sebanyak 69.176 kasus.

Baca juga: Update Virus Corona di Dunia: Tembus 168 Negara, 107.247 Sembuh, 18.612 Meninggal

Tingkat kematian tertinggi

Angka kematian tersebut lebih tinggi daripada China yang merupakan pusat pandemi. Kini di daratan China ada 3.281 kematian.

Dilansir Al-Jazeera (24/3/2020), tingkat kematian Italia tertinggi di dunia, yaitu lebih dari 9 persen.

Sedangkan di China angka kematian berada pada 3,8 persen. Lalu di Jerman yang telah melaporkan lebih dari 24.000 kasus dan 94 kematian, angka kematiannya 0,3 persen.

Italia telah berusaha mengambil langkah-langkah ekstrem seperti lockdown nasional, tapi tetap tidak dapat "meratakan kurva".

Meratakan kurva artinya memperlambat penyebaran penyakit menular.

Baca juga: Potret Penanganan Virus Corona di Indonesia...

Mengapa tingkat kematian coronavirus di Italia begitu tinggi?

Hanya memeriksa pasien bergejala parah

Update penyebaran virus corona di belahan dunia hingga Rabu (25/3/2020) pukul 13.00 WIB.scmp.com Update penyebaran virus corona di belahan dunia hingga Rabu (25/3/2020) pukul 13.00 WIB.

Kepala unit penyakit menular di RS Sacco di Milan Massimo Galli mengungkapkan, angka yang terkonfirmasi saat ini tidak mewakili seluruh populasi yang terinfeksi.

Dia menjelaskan, ketika situasi darurat memburuk dengan cepat selama sebulan terakhir, Italia memfokuskan pengujiannya hanya pada orang-orang yang menunjukkan gejala parah.

Itu pun difokuskan hanya di daerah-daerah dengan intensitas epidemi tinggi.

"Ini menyebabkan peningkatan tingkat kematian karena didasarkan pada kasus yang paling parah dan bukan pada totalitas mereka yang terinfeksi," kata Galli.

Para ahli meyakini ada penularan sembunyi-sembunyi atau penyebaran virus corona tanpa menunjukkan gejala. Sehingga seharusnya semua orang dites.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com