Kemudian, Umar menjelaskan bahwa di Korea Selatan saat ini telah menerapkan social distancing di mana tindakan ini membuat orang-orang tidak berkumpul dan melakukan pekerjaan dari rumah masing-masing.
Baca juga: Viral Unggahan Dettol Disebut Bisa Bunuh Virus Corona, Ini Faktanya...
Di sisi lain, terkait adanya gelombang kedua masuknya kasus virus corona dari luar negeri, Pemerintah Korea Selatan juga memperketat masuknya orang asing ke dalam Korsel.
Langkah ini dilakukan guna mencegah penularan virus corona yang semakin meluas dari Eropa yang diketahui jumlah kasusnya terus bertambah dengan cepat.
"Karena khawatir ada penumpang dari Eropa yang saat ini sedang meledak jumlah kasusnya, apalagi status sudah menjadi pandemi," kata dia.
Kendati demikian, KBRI Seoul mengimbau untuk tetap tenang dan terus waspada. Pihaknya juga terus melakukan komunikasi kepada WNI di Korsel.
Baca juga: Pejabat Korsel yang Bertugas Menangani Virus Corona Dilaporkan Bunuh Diri di Sungai Han
Sementara, Korsel sempat mengalami peningkatan jumlah kasus yang signifikan, namun Pemerintah Korsel tidak ada wacana untuk me-lockdown negaranya.
"Mereka sampai hari ini tidak melakukan lockdown. Daegu juga tidak pernah di-lockdown, mereka memang tidak memilih melakukan lockdown meski terjadi penyebaran yang besar," ujar Umar.
Menurutnya, Pemerintah Korsel tidak melakukan lockdown karena mereka berpikir dapat menangani virus corona dengan lebih baik, tanpa diterapkan lockdown.
"Mereka memberlakukan special care zone, zona perawatan khusus di Kota Daegu. Artinya resources pemerintah pusat semuanya dikerahkan ke Kota Daegu, seperti kesiapan rumah sakit, dokter, dan lainnya," imbuhnya.
Baca juga: Mengintip Pemberlakuan Lockdown di Malaysia...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.