Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona, Korea Selatan dan Klaim Penurunan Kasus Covid-19...

Kompas.com - 20/03/2020, 17:20 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Kemudian, Umar menjelaskan bahwa di Korea Selatan saat ini telah menerapkan social distancing di mana tindakan ini membuat orang-orang tidak berkumpul dan melakukan pekerjaan dari rumah masing-masing.

Baca juga: Viral Unggahan Dettol Disebut Bisa Bunuh Virus Corona, Ini Faktanya...

Gelombang kedua

Di sisi lain, terkait adanya gelombang kedua masuknya kasus virus corona dari luar negeri, Pemerintah Korea Selatan juga memperketat masuknya orang asing ke dalam Korsel.

Langkah ini dilakukan guna mencegah penularan virus corona yang semakin meluas dari Eropa yang diketahui jumlah kasusnya terus bertambah dengan cepat.

"Karena khawatir ada penumpang dari Eropa yang saat ini sedang meledak jumlah kasusnya, apalagi status sudah menjadi pandemi," kata dia.

Kendati demikian, KBRI Seoul mengimbau untuk tetap tenang dan terus waspada. Pihaknya juga terus melakukan komunikasi kepada WNI di Korsel.

Baca juga: Pejabat Korsel yang Bertugas Menangani Virus Corona Dilaporkan Bunuh Diri di Sungai Han

Pemerintah Korsel tidak ada wacana lockdown

Sementara, Korsel sempat mengalami peningkatan jumlah kasus yang signifikan, namun Pemerintah Korsel tidak ada wacana untuk me-lockdown negaranya.

"Mereka sampai hari ini tidak melakukan lockdown. Daegu juga tidak pernah di-lockdown, mereka memang tidak memilih melakukan lockdown meski terjadi penyebaran yang besar," ujar Umar.

Menurutnya, Pemerintah Korsel tidak melakukan lockdown karena mereka berpikir dapat menangani virus corona dengan lebih baik, tanpa diterapkan lockdown.

"Mereka memberlakukan special care zone, zona perawatan khusus di Kota Daegu. Artinya resources pemerintah pusat semuanya dikerahkan ke Kota Daegu, seperti kesiapan rumah sakit, dokter, dan lainnya," imbuhnya.

Baca juga: Mengintip Pemberlakuan Lockdown di Malaysia...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jelang Puncak Haji, Bus Shalawat Sementara Setop Layani Jemaah

Jelang Puncak Haji, Bus Shalawat Sementara Setop Layani Jemaah

Tren
Bikin Ilmuwan Bingung, Ini 13 Misteri Alam Semesta yang Belum Terpecahkan

Bikin Ilmuwan Bingung, Ini 13 Misteri Alam Semesta yang Belum Terpecahkan

Tren
Mungkinkah 'Psywar' Penonton Pengaruhi Hasil Akhir Pertandingan Sepak Bola?

Mungkinkah "Psywar" Penonton Pengaruhi Hasil Akhir Pertandingan Sepak Bola?

Tren
Asal-usul Nama Borneo, Sebutan Lain dari Pulau Kalimantan

Asal-usul Nama Borneo, Sebutan Lain dari Pulau Kalimantan

Tren
Jokowi Beri Izin Tambang, NU Gercep Bikin PT tapi Muhammadiyah Emoh Tergesa-gesa

Jokowi Beri Izin Tambang, NU Gercep Bikin PT tapi Muhammadiyah Emoh Tergesa-gesa

Tren
Kronologi Bos Rental Mobil Asal Jakarta Dikeroyok Warga hingga Tewas di Pati

Kronologi Bos Rental Mobil Asal Jakarta Dikeroyok Warga hingga Tewas di Pati

Tren
Nilai Tes Ulang Rekrutmen BUMN Lebih Rendah dari yang Pertama, Masih Berpeluang Lolos?

Nilai Tes Ulang Rekrutmen BUMN Lebih Rendah dari yang Pertama, Masih Berpeluang Lolos?

Tren
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1445 H Jatuh pada Senin 17 Juni 2024

Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1445 H Jatuh pada Senin 17 Juni 2024

Tren
Teka-teki Penguntitan Jampidsus yang Belum Terjawab dan Kemunculan Drone di Atas Gedung Kejagung

Teka-teki Penguntitan Jampidsus yang Belum Terjawab dan Kemunculan Drone di Atas Gedung Kejagung

Tren
Viral Video Sekuriti Plaza Indonesia Disebut Pukuli Anjing Penjaga, Ini Kata Pengelola dan Polisi

Viral Video Sekuriti Plaza Indonesia Disebut Pukuli Anjing Penjaga, Ini Kata Pengelola dan Polisi

Tren
Tiket KA Blambangan Ekspres Keberangkatan mulai 18 Juni 2024 Belum Bisa Dipesan, Ini Alasannya

Tiket KA Blambangan Ekspres Keberangkatan mulai 18 Juni 2024 Belum Bisa Dipesan, Ini Alasannya

Tren
Panglima Sebut TNI Bukan Lagi Dwifungsi tapi Multifungsi ABRI, Apa Itu?

Panglima Sebut TNI Bukan Lagi Dwifungsi tapi Multifungsi ABRI, Apa Itu?

Tren
Beredar Uang Rupiah dengan Cap Satria Piningit, Bolehkah untuk Bertransaksi?

Beredar Uang Rupiah dengan Cap Satria Piningit, Bolehkah untuk Bertransaksi?

Tren
Laporan BPK: BUMN Indofarma Terjerat Pinjol, Ada Indikasi 'Fraud'

Laporan BPK: BUMN Indofarma Terjerat Pinjol, Ada Indikasi "Fraud"

Tren
5 Perempuan Pertama di Dunia yang Menjadi Kepala Negara, Siapa Saja?

5 Perempuan Pertama di Dunia yang Menjadi Kepala Negara, Siapa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com