Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Pemberlakuan Lockdown di Malaysia...

Kompas.com - 19/03/2020, 14:19 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Malaysia resmi mengumumkan lockdown, terhitung mulai Rabu, 18 Maret 2020 hingga Selasa, 31 Maret 2020.

Perdana Menteri Muhyiddin Yassin meminta warga Malaysia untuk tinggal di rumah selama dua pekan ke depan.

Kebijakan pembatasan pergerakan atau lockdown tersebut dilakukan demi mencegah penyebaran virus corona.

Baca juga: Cegah Penyebaran Virus Corona, Berikut Cara Mudah Bersihkan dan Disinfektan Rumah

Lantas seperti apa kondisi lockdown di Malaysia?

Dilansir dari The Star, masih banyak orang yang berkumpul untuk mengambil makanan mereka atau bersantai di food court pada Rabu (18/3/2020).

Beberapa warga Malaysia tampaknya masih belum mengerti alasan diberlakukannya lockdown di negeri Jiran tersebut.

Pemandangan itu terlihat dari salah satu restoran di Penang. Banyak pelanggan terlihat menunggu pesanan makanan mereka, sementara beberapa lainnya sibuk mengobrol.

"Bisnis saya tidak buka hari ini. Saya di sini hanya untuk melihat situasi," kata seorang yang menolak disebutkan namanya.

Beberapa pelanggan juga tampak tengah memilah makanan dengan minuman mereka dikemas dalam kantong plastik di atas meja.

Puluhan pelanggan terlihat mengantre untuk membeli makanan karena tempat itu tidak ada lagi warung yang melayani makan di tempat.

Baca juga: Berikut Protokol Kesehatan jika Alami Gejala Virus Corona

Restoran tetap buka

Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) dari Sarawak Malaysia berjalan keluar melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Rabu (18/3/2020). Terhitung Rabu (18/3) hingga 14 hari kedepan Pemerintah Malaysia secara resmi menutup pintu perbatasan Tebedu guna mencegah penyebaran virus COVID-19, sementara bagi warga negara Malaysia di Indonesia yang ingin kembali ke negara asalnya masih diperbolehkan pulang melalui PLBN Entikong.ANTARA FOTO/AGUS ALFIAN Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) dari Sarawak Malaysia berjalan keluar melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Rabu (18/3/2020). Terhitung Rabu (18/3) hingga 14 hari kedepan Pemerintah Malaysia secara resmi menutup pintu perbatasan Tebedu guna mencegah penyebaran virus COVID-19, sementara bagi warga negara Malaysia di Indonesia yang ingin kembali ke negara asalnya masih diperbolehkan pulang melalui PLBN Entikong.

Walaupun keputusan lockdown sudah diambil Pemerintah Malaysia, restoran-restoran diizinkan untuk tetap buka asalkan dengan syarat.

Semua restoran dan outlet makanan tidak diperkenankan untuk menjamu pelanggannya di tempat.

Melainkan pelanggan harus membawa kembali pulang makanannya yang sudah dibeli.

"Restoran atau bagian siap saji atau toko roti akan diizinkan buka tetapi hanya untuk takeaway, drive-thru, dan pengiriman oleh perusahaan seperti Grab Food dan Food Panda. Makan malam dan makan di tempat tidak diperbolehkan," kata kementerian Malaysia.

Tak hanya itu, semua laundry harus tutup dan supermarket hanya diperbolehkan buka di bagian yang menjual makanan dan barang-barang penting.

Malaysia menyatakan melakukan lockdown selama dua pekan untuk menghentikan laju infeksi virus corona di negara tersebut.

Baca juga: [HOAKS] Presiden Jokowi Terapkan Karantina Parsial

Baca juga: Singapura Nol Korban Jiwa Covid-19, Bagaimana Caranya?

Baca juga: Berikut Peta Sebaran Virus Corona di Jakarta dan Jawa Barat

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Negara-negara yang Melakukan Lockdown karena Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Tren
Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Tren
Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Tren
Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Tren
10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

Tren
5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com