Harus dicatat, para propagandis era media sosial mampu muncul dari beragam perspektif, tidak saja dari kekuasaan, namun individu, komunitas hingga organisasi radikal, ketika mampu mengelola ruang media sosial sebagai ruang propaganda.
Bisa ditebak, ruang media sosial dipenuhj perang propaganda saling pamer dan serang, baik antar kekuatan politik, namun juga partisipasi masyarakat yang sering banal.
Akibatnya, warga bangsa sering kehilangan panduan memecahkan krisis, sebutlah salah satu contoh adalah kasus Corona.
Hilangnya panduan warga menjadi semakin menguat pada kasus Corona ketika para propagandis terlibat dalam dukung mendukung calon pemimpin berkait Pemilu tahun lalu, sebuah virus dukung mendukung yang tidak terkendali hingga sekarang.
Akibatnya, penilaian obyektif terhadap kerja pemecahan masalah Corona hanya bertumpu pada melindungi citra elit politik yang didukung dan menjelekkan elit politik yang tidak mendukung.
Sesungguhnya, masalah panduan komunikasi publik berkait virus corona menjadi batu ujian bagi para propagandis milenial melakukan fungsi kemanusiannya.
Sejarah mencatat, para propagandis untuk kekuasaan dan kepentingan manipulatif yang memundurkan kemanusiaan hanya menjadi anak emas di zaman kekuasaan itu masih kuat.
Setelahnya para propagandis semacam itu hanya menjadi catatan hitam sejarah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.