Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Habiskan Dana Rp 847 Triliun, Virus Corona Jadi Wabah Paling Mahal di Dunia

Kompas.com - 05/02/2020, 20:45 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jumlah infeksi dan kematian yang disebabkan oleh wabah virus corona Wuhan masih terus meningkat. Sebelumnya, sejumlah negara telah melakukan evakuasi pada warganya yang berada di Wuhan, yang disebut sebagai pusat penyebaran virus tersebut.

Selain evakuasi tersebut, adanya wabah ini juga berdampak pada sektor ekonomi dan bisnis. Beberapa perusahaan telah menutup tokonya di China seperti Samsung, Apple, hingga Google.

Mengutip LearnBonds, wabah virus corona menjadi epidemi paling mahal di dunia dalam 20 tahun terakhir.

Virus dengan kerugian terbesar

Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh LearnBonds, virus corona, yang paling banyak menginfeksi di China, diproyeksikan menghabiskan dua persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) negara pada kuartal pertama tahun 2020.

Adapun persentase tersebut senilai 62 miliar dollar AS atau sekitar Rp 847,21 triliun.

Dengan perhitungan ini, diperkirakan dampak terhadap PDB global dapat lebih tinggi.

Wabah ini juga kemungkinan bisa membahayakan pertumbuhan ekonomi China karena sebagian besar aktivitas usaha dihentikan. Jika virus tidak dapat dikendalikan, situasi serupa dapat terjadi di bagian lain dunia. 

Saat ini, China memprioritaskan pengelolaan virus ini. Pemerintah mengalokasikan sekitar 12,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 175,17 triliun untuk pemeriksaan medis dan peralatannya.

Baca juga: Menkes Terawan: 1 WNI Terpapar Virus Corona, Biar Pemerintah Singapura yang Menanganinya

Di tempat lain, bank-bank terkemuka menurunkan suku bunga untuk bisnis-bisnis kecil dan individu-individu di wilayah-wilayah yang paling terdampak virus seperti di Provinsi Hubei.

Virus corona juga diproyeksikan menjadi epidemi yang paling banyak menelan biaya jika dibandingkan dengan wabah penyakit lain, termasuk ebola, flu babi, atau lainnya dalam dua puluh tahun terakhir.

Proyeksi ini terlepas dari fakta bahwa penyakit-penyakit sebelumnya seperti flu babi dan ebola yang memiliki total kasus kematian lebih tinggi.

Berdasarkan catatan, virus ebola merupakan virus kedua yang paling banyak menelan biaya. Virus yang menjangkit sebagian besar Afrika ini mengakibatkan kerugian total sebesar 53 miliar dollar AS atau sekitar Rp 724,23 triliun.

Sepanjang tahun 2000 hingga 2020, tercatat 11.323 kematian dan 28.646 infeksi yang disebabkan oleh ebola.

Baca juga: BPS soal Virus Corona: Kita Perlu Antisipasi

Virus dengan korban tertinggi

Flu babi menjadi epidemi yang menelan biaya terbanyak ketiga. Penyakit yang berasal dari hewan ini menginfeksi jumlah orang yang tidak diketahui selama lebih dari 20 tahun terakhir. 

Jumlah kematian yang tercatat adalah sebesar 18.318 kasus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com