KOMPAS.com - Seiring merebaknya virus corona atau 2019-nCoV permintaan masker bedah mengalami peningkatan.
Diberitakan businessinsider, setidaknya tiga perusahaan farmasi mengalami peningkatan keuntungan karena wabah virus corona Wuhan.
Pada Senin (27/1/2020), saham Inovio Pharmaceuticals, Moderna Inc., dan Novavax Inc. melonjak karena virus corona yang telah menyebar hingga ke beberapa negara.
Perusahaan farmasi Inovio membukukan keuntungan sebanyak 40 persen pada Senin (27/1/2020). Sementara, keuntungan saham sejak 23 Januari 2020 sebanyak 55 persen.
Sedangkan, perusahaan farmasi Novavax Inc. mencatatkan keuntungan sebanyak 19 persen pada Senin (27/1/2020), dan sejak 23 Januari 2020 keuntungan sahamnya sebanyak 22 persen.
Perusahaan farmasi Moderna Inc. mendapatkan keuntungan sebanyak 9 persen pada Senin (27/1/2020), dan keuntungan saham sejak 23 Januari 2020 sebanyak 8 persen.
Selain tiga perusahaan farmasi tersebut, University of Queensland di Australia juga mengerjakan vaksin untuk virus corona dan menerima dana dari The Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI).
CEPI adalah lembaga swasta yang meneliti dan mengembangkan vaksin di Norwegia
Seperti diketahui, hingga saat ini belum ada vaksin atau perawatan khusus untuk virus 2019-nCoV, yang mirip dengan virus yang menyebabkan sindrom pernapasan akut atau SARS.
Baca juga: Amankah Beli Produk China di Online Shop saat Merebaknya Virus Corona?
Seorang Profesor Ilmu Pengendalian Infeksi Universitas Juntendo, Tokyo, Satoshi Hori mengatakan, masker tidak mempunyai efek pencegahan seperti yang mungkin diharapkan masyarakat.
"Memakai masker berfungsi untuk membantu mencegah pasien dengan penyebaran virus, karena menghalangi penyebaran tetesan yang mengandung virus," kata Satoshi.
Menurut dia, mengenakan sarung tangan pun juga tidak banyak membantu.
Lantaran, orang yang memakai sarung tangan dan menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus seperti ganggang pintu, masih dapat menyebarkan virus, jika menyentuh mata atau mulut dengan tangan yang masih mengenakan sarung tangan.
"Mencuci tangan dengan sabun, atau menggunakan alkohol, lebih penting dan didukung oleh bukti ilmiah," ujar Satoshi.
Meskipun telah ada bukti ilmiah ini, namun kepanikan konsumen menjadi pendorong permintaan masker tetap meningkat.
Baca juga: Merebaknya Virus Corona, Seberapa Aman untuk Bepergian ke China?