Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rangkuman Perkembangan Ketegangan Iran Vs AS, Serangan Rudal hingga Ancaman Iran

Kompas.com - 09/01/2020, 05:45 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Semantara, sekutu dekat Trump, Senator Lindsey Graham mengatakan, serangan tersebut merupakan tindakan perang.

"Presiden mempunyai otoritas yang dia perlukan berdasarkan Artikel II. Seperti apa responsnya tengah ditentukan. Namun dia punya wewenang itu," dikutip dari pemberitaan Kompas.com (8/1/2020).

Terkait dengan dampak serangan itu, AS mengklaim bahwa tidak ada kontingen mereka yang terluka.

Dalam keterangan resminya, Pentagon mengatakan bahwa mereka sudah bersiaga beberapa hari sebelumnya.

Baca juga: Iran Hantam Markas Pasukan AS Pakai Rudal, Trump: All is Well!

3. Ancaman Iran jika AS membalas

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan AS untuk tidak membalas serangan yang dilancarkan Iran.

"Saya pernah mengatakan (di masa pemerintahan Obama), jika kalian memukul, kalian akal dipukul balik. Masa hit-and-run telah usai," ancamnya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif melalui akun Twitternya mengatakan, Teheran sudah mengambil pertahanan diri yang proporsional.

"Kami tidak ingin terjadinya eskalasi yang berbuah perang. Tetapi kami akan mempertahankan diri kami dari segala agresi," tulisnya.

Sikap Iran tersebut, menurut Zarif sesuai dengan Artikel 51 Piagam PBB.

Baca juga: Pemimpin Tertinggi Iran kepada AS: Jika Kalian Memukul, Kalian Akan Dipukul Balik

4. Harga imnyak naik dan saham 'terjun bebas'

Memanasnya hubungan Iran-AS juga berdampak pada harga minyak dan saham.

Harga minyak minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS melonjak lebih dari 4 persen yang mencapai 71,75 dollar AS atau sekitar Rp 999.248 per barel.

Awalnya, minyak mentah berjangka West Tezas Intermediate AS (WTI) 64,36 dollar AS (sekitar Rp 896.328) per barelnya.

Tak hanya WTI, harga minyak mentah berjangka Brent juga mengalami kenaikan sebesar 2,4 persen menjadi 70,24 dollar AS atau sekitar Rp 978.218 per barel.

Berbeda dengan harga minyak, harga saham justru 'terjun bebas' usai serangan rudal Iran ke markas militer AS.

Berdasarkan salah satu indeks pasar saham Dow Jones Industrial Average, saham berjangka AS jatuh lebih dari 400 poin pada titik terendah.

Baca juga: Saat Rudal Iran Membuat Harga Minyak Naik dan Saham Berguguran...

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sepanjang Mei, Ada 4 Aturan Baru Pemerintah yang Tuai Kegaduhan Publik

Sepanjang Mei, Ada 4 Aturan Baru Pemerintah yang Tuai Kegaduhan Publik

Tren
Cincin Emas Berusia 2.300 Tahun Ditemukan di Tempat Parkir Yerusalem

Cincin Emas Berusia 2.300 Tahun Ditemukan di Tempat Parkir Yerusalem

Tren
Daftar Ormas Keagamaan yang Kini Bisa Kelola Lahan Tambang Indonesia

Daftar Ormas Keagamaan yang Kini Bisa Kelola Lahan Tambang Indonesia

Tren
Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Tren
8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

Tren
4 Provinsi Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Juni 2024, Catat Jadwalnya

4 Provinsi Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Juni 2024, Catat Jadwalnya

Tren
7 Cara Cek Pemadanan NIK-NPWP Sudah atau Belum, Klik ereg.pajak.go.id

7 Cara Cek Pemadanan NIK-NPWP Sudah atau Belum, Klik ereg.pajak.go.id

Tren
Perbandingan Rangking Indonesia Vs Tanzania, Siapa yang Lebih Unggul?

Perbandingan Rangking Indonesia Vs Tanzania, Siapa yang Lebih Unggul?

Tren
Kenali Beragam Potensi Manfaat Daun Bawang untuk Kesehatan

Kenali Beragam Potensi Manfaat Daun Bawang untuk Kesehatan

Tren
Mempelajari Bahasa Paus

Mempelajari Bahasa Paus

Tren
7 Potensi Manfaat Buah Gandaria, Apa Saja?

7 Potensi Manfaat Buah Gandaria, Apa Saja?

Tren
Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Tren
Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Tren
Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Tren
Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com