Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Sebuah pesan berisi informasi 12 tempat di Surabaya yang rawan begal beredar luas melalui aplikasi WhatsApp pada Jumat (6/12/2019).
Pesan berantai tersebut juga mencatut nama Kapolrestabes Surabaya Kombes, Pol Sandi Nugroho.
Namun, pesan berantai tersebut dibantah oleh pihak terkait yakni Polrestabes Surabaya.
Tidak benar bahwa terdapat 12 tempat yang disebut rawan begal sadis di Surabaya.
Berikut ini adalah isi pesan pesan berantai tersebut:
"Informasi dari group sebelah :
12 Tempat Rawan Begal Sadis Di Kota Surabaya, Mohon Menghindari Area Ini demi keselamatan Bersama, All :
1. Jalan Lingkar Barat Lakarsantri Surabaya
2. Kebun Bibit Wonorejo Surabaya
3. Jalan Kalibokor Surabaya
4. Samping Utara Masjid Al Akbar Jambangan Surabaya
5. Jalan Tambak Osowilangon Surabaya,
6. Jalan Raya Kendung Surabaya
7. Jalan Rungkut Asri Surabaya
8. Jalan Darmo Permai Surabaya.
9. Jalan Simo Kwagean Surabaya
10. Jalan Raya Panjang Jiwo Surabaya dan terkahir di
11. Jalan Raya Satelit Selatan
12. Balongsari Surabaya.
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Sandi Nugroho, menegaskan Mulai Surabaya barat, Surabaya Selatan, Surabaya timur, Surabaya Utara, bahkan wilayah Surabaya pusat Waspada buat semuanya dulur melintasi jam malam dan Berkendaraan kondisi jalan Sepi.
Emoga bermanfaat".
Baca juga: [HOAKS] Eks Dirut Garuda Disebut sebagai Anggota BIN
Mengonfirmasi kebenaran informasi tersebut, Kompas.com menghubungi Kasubbag Humas Polrestabes Surabaya AKP M. Akhyar.
Ia mengatakan, informasi mengenai 12 tempat rawan begal sadis di Surabaya tersebut adalah tidak benar alias hoaks.
Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Sandi Nugroho tidak pernah mengeluarkan imbauan tersebut.
"Pak Kapolrestabes Surabaya tidak pernah mengeluarkan informasi seperti itu. Itu kabar tidak benar," kata Akhyar saat dihubungi Kompas.com, Jumat (20/12/2019).
Pihaknya sangat menyayangkan terkait adanya informasi menyesatkan seperti itu.
Saat ini imbuhnya, pembuat pesan berantai tidak benar tersebut masih dalam penyelidikan.