Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Sebut Jiwasraya Bermasalah, Ternyata Dugaan Rekayasa Harga Saham Sejak 2005

Kompas.com - 18/12/2019, 20:30 WIB
Virdita Rizki Ratriani

Penulis

KOMPAS.com - Kasus gagal bayar polis asuransi nasabah PT Asuransi Jiwasraya (Persero) terus berlanjut.

Bahkan, Presiden Joko Widodo angkat bicara terkait kasus tersebut.

Jokowi menegaskan, masalah di Jiwasraya ini terjadi sejak 10 tahun lalu, atau sejak era Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono.

Awal kasus Jiwasraya

Kasus yang membelit Jiwasraya memang memiliki sejarah panjang. 

Akan tetapi baru terungkap dalam dua tahun terakhir ini.

Dikutip dari pemberitaan Harian Kompas, 25 Mei 2005, manajemen PT Asuransi Jiwasraya pernah dituding Kantor Menneg BUMN melakukan korupsi sebesar Rp 845 miliar terkait dengan investasi pada repo saham.

Tetapi, mereka merasa tidak melakukan rekayasa harga jual beli saham dan melanggar ketentuan investasi seperti yang dituduhkan.

Direktur Utama Jiwasraya, Herris B Simandjuntak mengatakan, Jiwasraya memang memiliki investasi pada saham repo senilai Rp 845 miliar.

"Namun, tidak benar telah terjadi pelanggaran dan korupsi karena investasi telah memenuhi proses sebagaimana lazimnya guna mendapatkan hasil investasi yang optimal," katanya. 

Di sisi lain, Direktur Keuangan Jiwasraya Indrastono Sukarno menambahkan, investasi pada repo saham telah dilakukan Jiwasraya sejak dua tahun lalu. "Investasi ini merupakan jangka pendek, rata-rata 9 bulan," katanya.

Kala itu, Jiwasraya memiliki tujuh kontrak transaksi repo saham dengan jatuh tempo Juli- Desember 2005.

Nilai setiap kontrak berkisar Rp 15 miliar- 250 miliar. Indrastono enggan menjelaskan saham apa saja dengan alasan etika bisnis. "Pokoknya, saham-saham itu merupakan blue chip dan masuk dalam LQ45," katanya.

Sementara saat ini, rekayasa harga jual beli saham menjadi salah satu masalah yang membelit Jiwasraya.

Dalam kasus gagal bayar polis asuransi, salah satu penyebabnya adalah Jiwasraya banyak melakukan investasi di aset berisiko tinggi untuk mengejar return tinggi.

Jiwasraya juga banyak mengkoleksi saham-saham yang sangat fluktuatif dan disebut-sebut masuk dalam kategori saham gorengan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com