KOMPAS.com - Mengenang setengah tahun kepergian Ibu Ani Yudhoyono, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mempersembahkan sebuah lagu berjudul "Seruling di Lembah Sunyi".
Hal ini disampaikan SBY saat acara "Mengenang Setengah Tahun Berpulangnya Almarhumah Ani Yudhoyono, di di Gunung Gelulis, Bogor, Jawa Barat, Minggu (1/12/2019).
View this post on Instagram
Lagu "Seruling di Lembah Sunyi" merupakan lagu yang pernah populer pada tahun 1970-an.
Mengapa SBY memilih lagu ini?
"Ceritanya 2 bulan lalu, jam 10 pagi di Cikeas, hati saya down. Kenangan saya terhadap Almarhumah muncul. Staf yang menemani saya di Cikeas merasakan saya sedih. Setelah shalat Jumat di pendopo, saya bertafakur kenapa saya sedih," ujar SBY.
Baca juga: Setengah Tahun Berpulangnya Ibu Ani, SBY Persembahkan Seruling di Lembah Sunyi
Kemudian, SBY menceritakan, saat itu terlintas lagu "Seruling di Lembah Sunyi".
"Saya undang staf saya, kok muncul Seruling di Lembah Sunyi. Padahal, beberapa saat sebelumnya, saya ingin menyambung silaturahim saya dengan para followers dan netizen," lanjut SBY.
SBY mengibaratkan, ia tengah berada di lembah sunyi. Jika serulingnya indah, maka yang mendengarkan pun tetap indah.
"Di lembah sunyi itu sesekali membunyikan seruling, saran dan pandangan yang baik bagi rakyat Indonesia mungkin akan mendengarkan itu," kata SBY.
SBY mengungkapkan, Seruling di Lembah Sunyi juga dikaitkan dengan saat-saat ketika Sarwo Edhi meninggal dan munculnya artikel In Memoriam Sarwo Edhi.
Penyanyi asli dari lagu ini adalah Nanda Leimena.
SBY mengatakan, pihaknya telah menghubungi pihak keluarga Nanda karena ada beberapa kalimat yang diganti dalam persembahan lagu untuk Ibu Ani Yudhoyono ini.
Penggunaan lagu ini juga sudah mendapat izin dari pihak keluarga sehingga dapat diluncurkan.
Baca juga: 100 Hari Ani Yudhoyono dan SBY yang Akhirnya Kembali Bicara Politik...
SBY menyanyikan langsung lagu persembahannya ini dengan aransemen karya Tohpati.
Menurut SBY, ini adalah kesempatan yang baik untuk menjawab banyak pertanyaan mengenai dirinya yang semakin jarang muncul di hadapan publik.
"Berdiam diri adalah hak saya, pilihan saya. Sambil melakukan healing, proses saya, mengapa terus melaksanakan healing proses untuk healing my heart, dan build my hope karena terus terang keluarga dan saya merasakan kehilangan," papar SBY.
Namun, ia sadar bahwa hidupnya harus terus berjalan.
"Kehilangan ini greatest lost, tapi saya sadar saya harus bangkit dan melanjutkan hidup, karena saya yakin ibu Ani di dunia yang baru ingin saya melanjutkan hidup ke depan ini," kata SBY.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.