Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1 Desember 1955, Rosa Parks Dipenjara karena Tolak Beri Kursi di Bus untuk Pria Kulit Putih

Kompas.com - 01/12/2019, 09:29 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Hari ini, 64 tahun yang lalu, tepatnya 1 Desember 1955, Rosa Parks dipenjara karena menolak memberikan tempat duduknya kepada seorang laki-laki berkulit putih.

Peristiwa tersebut terjadi di Montgomery, Alabama.

Tindakannya dianggap melawan hukum segregasi ras di kotanya.

Gerakan boikot bus yang berhasil awalnya diinisiasi oleh seorang menteri muda bernama Martin Luther King, Jr., yang kemudian diikuti oleh aksi ketidakpatuhan warga seperti Park.

Melansir laman History, berdasarkan peraturan kota yang berlaku tahun 1955, warga Amerika Afrika harus duduk di bagian belakang bus umum.

Selain itu, warga Amerika Afrika diwajibkan memberikan tempat duduknya kepada penumpang berkulit putih jika bagian depan bus sudah terisi penuh.

Baca juga: 30 November 1954, Kisah Seorang Wanita di Alabama Tertabrak Meteorit

Lawan rasisme

Rosa Parks, warga Montgomery, yang melakukan perlawanan terhadap rasisme pada 1955.Shutterstock Rosa Parks, warga Montgomery, yang melakukan perlawanan terhadap rasisme pada 1955.
Saat itu, Parks berada di baris pertama dari bagian bus yang dialokasikan untuk penumpang berkulit hitam.

Kemudian, pengemudi yang berkulit putih memintanya memberikan tempat duduk kepada seorang pria berkulit putih.

Penolakan Park bersifat spontan karena ia tengah kelelahan. Selain itu, ada alasan lain.

Pemimpin hak-hak sipil di lingkup lokal telah berencana untuk menantang hukum bus yang rasis di Montgomery dalam beberapa bulan terakhir dan Parks telah mengetahui pembahasan ini.

Belajar dari penahanan Parks, National Association for the Advancement of Colored People (NAACP) dan para aktivis Amerika Afrika lainnya, segera dikumpulkan untuk melakukan boikot bus oleh warga berkulit hitam pada 5 Desember 1955.

Boikot tersebut dipimpin oleh Martin Luther King Jr. dan berjalan sukses.

Setelahnya, King menerima berbagai ancaman dari lawan integrasi hingga rumahnya pun dibom.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Berakhirnya Aksi Terorisme Mematikan di Mumbai

Namun, ia dan keluarganya dapat lolos dalam kejadian tersebut.

Boikot tersebut terjadi selama lebih dari satu tahun. Para pelaku boikot menaiki mobil atau berjalan kaki untuk pergi ke sekolah dan bekerja.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com