Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ASN Influencer, Tak Boleh Beli Follower hingga Harapan Jadi Penangkal Hoaks...

Kompas.com - 28/11/2019, 10:36 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Ada praktik jual beli pengikut. Dengan dari puluhan ribu rupiah hingga ratusan ribu rupiah, jumlah followers sudah bisa bertambah.

Terkait hal tersebut, Widodo Muktiyo mengingatkan para ASN agar tidak berlaku curang.

Ia mengatakan, amanat tersebut telah disampaikan pada setiap sosialisasi yang dilakukan Kominfo.

"Setiap sosialisasi selalu saya ingatkan 'jangan ada dusta di antara kita', artinya jadi government public relations (GPR) jangan model beli followers," ujar Widodo saat dihubungi Kompas.com, Rabu (27/11/2019).

Widodo menjelaskan, nantinya akun para ASN “Influencer” ini akan dipantau apakah pengikutnya asli atau tidak.

Pemantauan tersebut berdasarkan perubahan alamiah yang akan dipantau setiap minggunya.

Mengenai sanksi apa yang akan didapatkan oleh mereka yang berbuat curang, Kominfo belum menjelaskan.

Baca juga: Soal ASN Influencer, Kominfo: Jangan Model Beli Follower

Wewenang khusus

Para ASN yang dipercaya sebagai influencer nantinya akan diberi wewenang khusus untuk menyebarkan informasi terkait program pemerintah.

Harapannya, para ASN ini menjadi GPR baru di era milenial untuk memastikan informasi sampai secara lebih luas kepada masyarakat.

"Saluran info pemerintah tidak hanya lewat saluran resmi institusi tetapi juga mengembangkan era gethok tular/word of mouth melalui media virtual dan medsos masing-masing GPR Officer," ujar Widodo lagi.

Ke depan kerja petugas humas pemerintah disebutnya juga akan mengedepankan kerja bareng antar GPR di Kementerian/Lembaga dan Pemprov/Kabupaten Kota.

Dimulai dari Kominfo

Melansir pemberitaan Kompas.com, Rabu (27/11/2019), Nando mengatakan, ASN “influencer” akan dimulai di lingkungan Kominfo.

Setelah itu akan diikuti di kementerian-kementerian.

Para ASN “influencer ini diharapkan bisa berperan dalam menangkal hoaks yang beredar.

Nando menyebutkan, selama ini penangkalan hoaks dilakukan oleh pegawai Kominfo. Akan tetapi, karena keterbatasan jumlah personel, kerja yang dilakukan kurang efektif.

Menurut Nando, ASN di Indonesia petugas mencapai 4 juta orang, sementara yang ditugaskan di Kominfo ada sekitar 3.000 orang.

Harapannya,  ASN "influencer menjadi langkah efektif dalam menangkal hoaks.

Baca juga: Ramai soal ASN Influencer, Ini Penjelasan Kominfo 

(Sumber: Kompas.com/Retia Kartika Dewi, Yudha Pratomo | Editor Sari Hardiyanto, Reska K. Nistanto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com