Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Dialami Milenial, Apa Itu Nomophobia?

Kompas.com - 03/11/2019, 19:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gawai dan generasi milenial seakan menjadi dua hal yang tak bisa dipisahkan.

Bahkan, tak sedikit orang yang merasa dirinya tidak bisa hidup tanpa gawai.

Sebagian besar generasi milenial sangat bergantung pada gawai untuk kepentingan informasi dan komunikasi.

Karenanya, tak heran jika kita merasa khawatir ketika kehilangan gawai tersebut.

Namun, tahukah Anda jika merasa takut atau khawatir hidupa tanpa gawai secara berlebihan adalah sebuah kelaian?

Baca juga: Mengenal Fenomena FOMO lewat Pembatasan Akses Internet di Papua

Nomophobia

Dikutip dari healthline, Nomophobia (No mobile phone phobia) merupakan sebuah rasa khawatir secara berlebihan ketika menjalani hidup tanpa gawai.

Kekhawatiran itu bahkan sampai mempengaruhi aktivitas sehari-hari.

Beberapa studi menunjukkan bahwa jenis fobia ini mulai meluas.

Sebuah riset di tahun 2019 menunjukkan, 53 persen orang Inggris yang memiliki ponsel di tahun 2008 merasa cemas ketika tidak sedang memegang ponsel dan baterai habis.

Kendati tidak termasuk dalam daftar gangguan mental, tapi nomophobia dikhawatirkan akan mengganggu kesehatan mental seseorang.

Beberapa ahli bahkan menyarankan nomophobia sebagai representasi dari jenis ketergantungan atau kecanduan ponsel.

Fobia merupakan suatu jenis ketakutan atau kecemasan yang tidak masuk akal secara awam. Ia akan memancing respons rasa takut secara signifikan ketika Anda memikirkan apa yang Anda takuti.

Seringkali phobia menyebabkan gejala emosional dan fisik.

Penyebab

Nomophobia dianggap sebagai jenis fobia modern. Dengan kata lain, nomophobia berasal dari meningkatnya ketergantungan pada teknologi dan kepedulian terhadap apa yang mungkin terjadi.

Informasi mengenai nomophobia yang ada saat ini menunjukkan hal itu lebih sering terjadi pada remaja dan orang dewasa muda.

Para ahli belum menemukan penyebab spesifik jenis fobia ini. Tapi, mereka percaya bahwa nomophobia disebabkan oleh berbagai faktor.

Merasa takut akan kesepian dan keterasingan berperan dalam pengembangan nomophobia.

Jika gawai Anda berfungsi sebagai metode utama untuk menghubungi orang yang Anda sayangi, maka kemungkinan besar Anda akan merasa sangat kesepian tanpanya.

Rasa tidak ingin mengalami kesepian ini dapat membuat Anda selalu ingin bersama gawai setiap saat.

Baca juga: Bapak 10 Anak Nekat Curi Ponsel untuk Biaya Peringatan Kematian Istrinya

Fobia tidak selalu berkembang sebagai respons terhadap pengalaman negatif, tetapi hal itu kadang bisa terjadi.

Misalnya, Anda pernah kehilangan gawai di masa lalu dan memberikan sebuah masalah bagi Anda. Mungkin Anda akan khawatir hal itu akan terulang lagi.

Diagnosis

Sering menggunakan ponsel atau khawatir tidak punya ponsel bukan berarti Anda memiliki nomophobia.

Akan tetapi, jika gawai yang Anda gunakan setiap hari bisa mengganggu pekerjaan atau hubungan Anda, membuat sulit tidur cukup, dan berdampak negatif pada kesehatan atau kualitas hidup.

Belum ditemukannya penyebab pasti nomophobia juga membuat tidak adanya diagnosis secara resmi.

Meski demikian, para profesional kesehatan mental dapat mengenali tanda-tanda fobia dan kecemasan, serta membantu Anda untuk mengatasi gejala dengan cara produktif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 8-9 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 8-9 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Minum Kopi Sebelum Makan, Apa Efeknya? | Cabut Gigi Berakhir Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Minum Kopi Sebelum Makan, Apa Efeknya? | Cabut Gigi Berakhir Meninggal Dunia

Tren
Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com