KOMPAS.com - Virus polio diketahui telah menyebar di Filipina, tempat di mana ajang SEA Games 2019 berlangsung.
Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari menegaskan atlet Indonesia yang akan tampil di ajang tersebut akan diberi vaksin polio.
Hal itu diungkapkannya di Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga RI (Kemenpora) pada Selasa (28/10/2019).
Pemberian vaksin tersebut, imbuh Okto akan dilakukan oleh KOI dengan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Lantas, apa itu polio?
Dilansir dari Mayo Clinic, polio adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang menyebabkan cedera pada syaraf.
Cedera tersebut dapat menyebabkan kelumpuhan, kesulitan bernapas, dan kadang-kadang kematian.
Baca juga: Mengenal Penyakit Autoimun seperti yang Dialami Ashanty
Meskipun polio dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian, sebagian besar orang yang terinfeksi virus ini, tidak sakit dan tidak sadar bahwa mereka telah terinfeksi.
Gejala yang muncul pun tergantung pada jenis polio apa yang menyerang penderita
Terdapat 3 jenis infeksi, yaitu nonparalitik, paralitik, serta sindrom pascapolio. Ketiganya memiliki gejala-gejala yang sedikit berbeda.
Nonparalitik
Tanda-tanda dan gejala dari jenis nonparalitik dapat berlangsung dari 1 hingga 10 hari. Jenis ini juga biasa disebut dengan polio abortif.
Gejala yang muncul mungkin menyerupai flu biasa, dan disertai pula dengan:
Baca juga: Muncul Wabah Polio Jelang SEA Games 2019, Atlet Indonesia Divaksin
Paralitik
Jenis paralitik ini dapat menyebabkan kelumpuhan (paralysis) pada syaraf tulang belakang (spinal), batang otak (bulbar), atau keduanya (bulbospinal).
Gejala awal yang muncul mungkin tidak berbeda jauh dengan gejala nonparalitik. Namun, setelah 1 minggu, gejala yang lebih parah akan timbul. Gejala-gejala tersebut meliputi:
Sindrom pasca-polio
Ada kemungkinan polio kembali lagi meski Anda sudah disembuhkan. Kondisi ini dapat terjadi sekitar 15 hingga 40 tahun setelah pertama kali terinfeksi virus.
Tanda-tanda dan gejala yang umumnya muncul adalah:
Virus polio dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan seseorang yang terinfeksi virus atau, lebih jarang, melalui makanan dan air yang terkontaminasi.
Orang yang membawa virus polio dapat menyebarkan virus selama berminggu-minggu di kotorannya.
Orang yang memiliki virus tetapi tidak memiliki gejala, juga dapat menularkan virus kepada orang lain.
Polio terutama menyerang anak-anak di bawah 5 tahun. Namun, siapa pun yang belum divaksinasi berisiko terkena virus ini.
Cara paling efektif untuk mencegah polio adalah vaksinasi.
Sebagian besar anak-anak di Amerika Serikat menerima empat dosis vaksin virus polio yang tidak aktif atau inactivated polio vaccine (IPV) pada usia berikut:
IPV aman untuk orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, meskipun tidak pasti seberapa protektif vaksin dalam kasus defisiensi imun yang parah.
Efek samping yang umum adalah rasa sakit dan kemerahan di tempat suntikan.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah, Vaksin Polio Pertama Diberikan ke Anak-anak
IPV dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang. Karena vaksin mengandung sejumlah kecil antibiotik streptomisin, polimiksin B dan neomisin, vaksin itu tidak boleh diberikan kepada siapa pun yang bereaksi terhadap obat-obatan ini.
Tanda dan gejala reaksi alergi biasanya terjadi dalam beberapa menit hingga beberapa jam setelah suntikan, di antaranya:
Jika Anda atau anak Anda memiliki reaksi alergi setelah suntikan, segera dapatkan bantuan medis.
Di Amerika, orang dewasa tidak divaksinasi secara rutin terhadap polio karena sebagian besar sudah kebal, dan kemungkinan tertular polio minimal.
Namun, orang dewasa tertentu yang berisiko tinggi terkena polio yang telah menjalani serangkaian vaksinasi primer dengan IPV atau oral polio vaccine (OPV) harus menerima suntikan booster tunggal IPV.
Dosis booster tunggal IPV berlangsung seumur hidup. Orang dewasa yang berisiko termasuk mereka yang bepergian ke bagian dunia di mana polio masih terjadi atau mereka yang merawat orang yang memiliki polio.
Jika Anda tidak divaksinasi atau status vaksinasi Anda tidak berdokumen, dapatkan serangkaian suntikan vaksinasi polio primer-dua dosis IPV pada interval empat hingga delapan minggu dan dosis ketiga enam hingga 12 bulan setelah dosis kedua.
Baca juga: Penyakit yang Perlu Diwaspadai Saat Musim Pancaroba
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.