Lee dalam bukunya berjudul From Third World to First: The Singapore Story:1965-2000, seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com 24 Maret 2014 menyatakan, ketika itu Dubes Singapura untuk Indonesia, Lee Khoon Choy, yang menyarankan untuk menutup episode kelam itu dengan sebuah bahasa tubuh diplomatik yang bersahabat.
Lee Khon Choy akhirnya menyarankan PM Lee untuk meletakkan karangan bunga di makam Usman dan Harun.
Hubungan kedua negara kembali memanas saat Pemerintah RI berencana memberi nama salah satu kapal perang baru buatan Inggris dengan nama KRI Usman-Harun.
Pemerintah Singapura menganggap, pemberian nama itu akan melukai rakyat Singapura terutama mereka yang menjadi korban peledakan bom.
Namun protes yang dilayangkan lewat Menteri Luar Negeri K Shanmugam ini hanya dianggap sebagai suatu bentuk keprihatinan.
"Kenapa harus seperti itu (diganti)? Kita cukup mencatat keprihatinan dari Pemerintah Singapura. Saya rasa demikian," ucap Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com, 6 Februari 2014.
Namun karena tidak diindahkan, Pemerintah Singapura melalui Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen mengatakan negaranya melarang kapal perang Indonesia itu memasuki teritorinya, termasuk pelabuhan dan pusat pangkalan angkatan laut.
Meski dilarang untuk memasuki perairan Singapura, namun Panglima TNI Jenderal Moeldoko memastikan tak akan mengubah nama KRI Usman-Harun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.