Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/10/2019, 18:09 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selebiriti Korea Selatan, Sulli, ditemukan meninggal gantung diri oleh manajernya, Senin (14/10/2019).

Sulli diduga mengalami depresi sehingga nekat mengakhiri hidupnya sendiri.

Lalu, apa itu depresi dan bagaimana cara mencegahnya?

Menurut dokter ahli kesehatan jiwa Dharmawan AP, SpKJ, depresi merupakan penyakit yang paling banyak disebabkan oleh rasa lelah yang berlebihan.

Ia juga mengatakan, depresi juga bisa disebabkan oleh faktor genetik yang munculnya bisa bersifat episodik dan bisa membaik dengan sendirinya.

"Depresi yang episodik ini seringkali dianggap orang bukan penyakit. Padahal, ini sudah masuk kategori penyakit karena distress dan disability," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (15/10/2019).

Distress merupakan kondisi mental negatif yang bisa mempengaruhi individu baik secara langsung atau tidak. Kondisi distress ini juga berkaitan dengan kesehatan fisik dan mental lainnya.

Sementara itu, disability merupakan keterbatasan atau hilangnya kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan yang dipandang normal oleh manusia lainnya.

Baca juga: Berkaca dari Kasus Sulli, Mengapa Banyak Tokoh Terkenal Alami Depresi?

Tanda-tanda depresi dan pecegahan

Agar kita lebih waspada, Dharmawan mengatakan ada gejala utama yang muncul pada penderita depresi.

Gejala tersebut bisa berupa suasana hati yang memburuk atau sedih, cepat lelah tanpa alasan dan kehilangan minat.

Gejala tambahan depresi lainnya adalah susah tidur atau insomnia, sulit konsentrasi, munculnya berbagai penyakit, munculnya perasaan pesimis dan tidak berguna.

Untuk mengatasi depresi, Dharmawan menyarankan kita untuk berlatih olah rasa atau mindfullness.

Latihan olah rasa ini bisa kita latih dengan menarik diri sementara waktu dari rutinitas untuk lebih memahami diri sendiri.

"Kita bisa coba dengan meditasi atau berdoa. Misal, setelah shalat bagi yang muslim, jangan langsung pergi. Cobalah zikir dahulu dan renungi keadaan sekitar," tambahnya.

Dharmawan juga menyarankan agar kita juga mencari support system dengan memilih teman yang bisa saling memahami.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com