Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Penyakit Meningitis yang Diidap Ashanty...

Kompas.com - 13/10/2019, 18:05 WIB
Mela Arnani,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Sumber NHS,CDC

KOMPAS.com - Penyanyi Ashanty pernah divonis mengidap penyakit meningitis atau radang selaput otak pada tahun 2013 silam.

Kondisi kesehatan istri Anang Hermansyah ini kala itu naik turun. Ashanty bahkan sempat drop.

Namun keadaannya membaik ketika menyerahkan semuanya kepada sang Khaliq.

Lalu, apa sebenarnya meningitis itu?

Dilansir dari U.S Department of Health and Human Services, cdc.gov, meningitis merupakan peradangan atau pembengkakan selaput pelindung yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang.

Pembengkakan biasanya disebabkan karena infeksi bakteri atau virus dari cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang.

Namun, cedera, kanker, dan obat-obatan tertentu, dan jenis infeksi lain juga dapat menyebabkan meningitis.

Perawatan meningitis satu dengan lainnya berbeda, tergantung dari penyebabnya. Sehingga, penting untuk mengetahui secara spesifik penyebab dari penyakit meningitis.

Dilansir dari nhs.uk, meningitis dapat menyerang segala usia, namun yang paling sering menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh rendah.

Penyakit meningitis akan menjadi serius jika tak ditangani dengan cepat dan bisa menyebabkan keracunan darah yang mengancam jiwa dan mengakibatkan kerusakan permanen pada otak atau saraf.

Baca juga: Awas, Terlalu Sering Konsumsi Mi Instan Timbulkan Berbagai Penyakit

Gejala dan penyebaran

Meningitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.

Meskipun lebih jarang ditemukan, meningitis bakteri lebih berbahaya dibanding meningitis virus.

Infeksi yang menyebabkan penyakit ini dapat menyebar lewat bersin, batuk, berciuman, berbagi peralatan makan, dan berbagi sikat gigi.

Penyakit meningitis ditandai dengan beberapa gejala, seperti demam tinggi dengan suhu 38 derajat atau lebih, sakit kepala, terdapat ruam yang tidak pudar, leher kaku, tidak menyukai lampu terang, tak responsif atau mengantuk, dan kejang.

Gejala ini tak serta merta muncul secara berurutan. Selain itu, tidak semua pengidap penyakit meningitis mengalami seluruh gejala tersebut.

Vaksinasi

Vaksinasi untuk melindungi diri dari meningitis telah tersedia.

Berikut beberapa di antaranya:

  • Vaksin meningitis B, diberikan kepada bayi berusia 8 minggu, diikuti dengan dosis kedua di usia 16 minggu dan booster pada 1 tahun.
  • Vaksin 6-in-1, diberikan kepada bayi berusia 8 minggu, 12 minggu, dan 16 minggu.
  • Vaksin pneumokokus, diberikan kepada bayi berusia 8 minggu, 16 minggu, dan 1 tahun
  • Vaksin Hib atau MenC, diberikan kepada bayi berusia 1 tahun.
  • Vaksin MMR, diberikan kepada bayi berusia 1 tahun, dan dosis kedua pada usia 3 tahun 4 bulan.
  • Vaksin meningitis ACWY, diberikan untuk remaja atau usia mahasiswa.

Perawatan

1. Meningitis bakteri

Penderita meningitis bakteri biasanya perlu mendapatkan perawataan di rumah sakit selama beberapa waktu.

Perawatan meningitis bakteri diberikan antibiotik langsung ke pembuluh darah, cairan diberikan langsung ke vena, dan oksigen lewat masker wajah.

Penderita meningitis bakteri yang dirawat dengan cepat dapat sembuh total.

Walaupun, beberapa kasus mempunyai masalah serius jangka panjang, seperti gangguan pendengaran, kehilangan penglihatan, masalah konsentrasi, kejang berulang, masalah koordinasi, pergerakan, dan keseimbangan.

Secara keseluruhan, 1 dari setiap 10 kasus meningitis bakteri berakibat fatal.

2. Meningitis virus

Meningitis virus cenderung membaik dengan sendirinya dalam waktu 7-10 hari dan dapat diobati tanpa perlu dirawat di rumah sakit.

Perawatan meningitis virus dapat dilakukan dengan istirahat yang cukup, minum obat penghilang rasa sakit dan obat yang dapat meringankan gejala-gejalanya.

Meningitis virus biasanya membaik dengan sendirinya dan jarang berjangka panjang.

 Baca juga: Mengapa Banyak Orang Sakit Saat Pergantian Musim?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com