Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Penarikan Ranitidin oleh BPOM

Kompas.com - 07/10/2019, 21:00 WIB
Mela Arnani,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menarik peredaran obat ranitidin yang tercemar N-Nitrosodimethylamine (NDMA). Zat ini disinyalir dapat memicu penyakit kanker karena bersifat karsinogenik.

Ranitidin digunakan sebagai obat gejala penyakit tukak lambung dan tukak usus.

Berikut lima fakta mengenai penarikan obat ini:

1. Sejak 1989

Dilansir dari situs resmi BPOM, persetujuan terhadap obat ranitidin telah diberikan sejak 1989 silam.

BPOM menyatakan bahwa pemberian persetujuan tersebut telah melalui kajian evaluasi keamanan, khasiat, dan mutu.

Obat ranitidin yang beredar di pasaran mempunyai tiga kemasan yang berbeda, yaitu tablet, sirup, dan injeksi.

Baca juga: Ranitidin Obat Apa? Ini Penjelasan Ahli dari Fungsi sampai Alternatifnya

2. Penelitian FDA

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) melakukan penelitian terhadap obat ranitidin.

Diberitakan sebelumnya, lewat situs resmi FDA, obat ranitidin disebut mengandung pengotor nitrosamine atau biasa disebut N-Nitrosodimethylamine (NDMA) dalam kadar rendah.

NDMA adalah turunan zat nitrosamin yang dapat terbentuk secara alami.

Angka batas cemaran yang diperbolehkan yaitu 96 nanogram (ng)/hari.

3. Picu Kanker

NDMA bersifat karsinogenik atau zat pemicu kanker jika dikonsumsi melebihi ambang batas dalam jangka waktu yang lama.

NDMA juga dikenal sebagai pencemar lingkungan yang sering ditemukan dalam air, daging, sayuran, dan produk susu.

Pada 13 September 2019 lalu, FDA dan BPOM Eropa (EMA) mengeluarkan peringatan adanya temuan cemaran NDMA dalam kadar rendah di sampel produk yang mengandung bahan aktif ranitidin.

BPOM mengklaim, dalam rangka kehati-hatian, pada 17 September 2019 lalu, telah diterbitkan Informasi Awal untuk Tenaga Profesional Kesehatan terkait Keamanan Produk Ranitidin yang terkontaminasi NDMA.

Sebelumnya, di Singapura, Otoritas Ilmu Kesehatan Singapura (HAS) menemukan delapan merek obat ranitidin yang mengandung pengotor NDMA melebihi batas aman.

Temuan tersebut membuat HAS menghentikan penjualan dan pasokan obat-obatan ranitidin yang tercemar.

Delapan obat tersebut antara lain Aciloc 150 mg dan 300 mg, Apo- Ranitidine Tablet 150mg, Hyzan Tablet 150mg, Neoceptin R-150 Tablet 150mg, Vesyca Film Coated Tablet 150mg, Xanidine Tablet 150mg, Zantac (suntikan Zantag 25mg/mL, Zantac Syrup 150 mg/10ml, Zantac Tablet 150mg), serta Zynol-150 Tablet 150mg.

Baca juga: BPOM Tarik Ranitidin dari Peredaran

4. Lima obat

BPOM menarik lima produk ranitidin yang terdeteksi mengandung zat penyebab kanker. Lima produk obat tersebut berasal dari perusahaan yang berbeda.

Berikut daftarnya:

a. Ranitidin Cairan Injeksi 25mg/mL, pemegang izin edar PT Phapros Tbk, dengan nomor bets produk beredar:

  • 95486 160 s/d 190
  • 06486 001 s/d 008
  • 16486 001 s/d 051
  • 26486 001 s/d 018

b. Zantac Cairan Injeksi 25 mg/mL, pemegang izin edar PT Glaxo Wellcome Indonesia, dengan nomor bets produk beredar:

  • GP4Y
  • JG9Y
  • XF6E

c. Rinadin Sirup 75mg/mL dan Indoran Cairan Injeksi 25mg/mL, pemegang izin edar PT Global Multi Pharmalab, dengan nomor bets produk beredar:

  • 0400518001
  • 0400718001
  • 0400818001

d. Indoran Cairan Injeksi 75mg/mL, pemegang izin edar PT Indofarma, dengan nomor bets produk beredar:

  • BF171008

e. Ranitidin Cairan Injeksi 25 mg/mL, pemegang izin edar PT Indiofarma, dengan nomor bets produk beredar:

  • BF171009 s/d 021

BPOM telah memerintahkan industri farmasi pemegang izin edar produk untuk menghentikan produksi dan distribusi.

Industri farmasi diwajibkan melakukan pengujian secara mandiri terhadap cemaran NDMA dan menarik secara sukarela bila ditemukan kandungan cemaran melebihi ambang batas yang diperbolehkan.

Selain itu, BPOM juga melakukan penarikan kembali seluruh bets produk dari peredaran.

Baca juga: Ranitidin, Pernah Jadi Produk Terlaris hingga Kini Ditarik dari Peredaran

5. Hubungi petugas kesehatan

Masyarakat yang menjalani terapi pengobatan menggunakan ranitidin disarankan untuk menghubungi dokter dan apoteker.

Dikabarkan sebelumnya, Akademisi dan Praktisi Kesehatan Dr Ari Fahrial Syam menyebutkan, alternatif dari ranitidin yang lebih kuat menekan asam lambung yaitu omprazol, lansoprazol, rabeprazol, esomeprazol, dan pantoprazol.

Sumber: Kompas.com (Nur Rohmi Aida/Rosiana Haryanti/Shierine Wangsa Wibawa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com