Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Refleksi dari Kasus Fanli, Siswa SMP yang Tewas Setelah Dihukum Lari...

Kompas.com - 03/10/2019, 16:11 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Ia menekankan, hukuman sudah selayaknya dijalankan dengan jelas dan konsisten, tak terpengaruh emosi.

Baca juga: Disdik Manado Sesalkan Kasus Siswa SMP Dihukum Lari hingga Tewas

“Misalnya karena emosi anak jadi disuruh berlari 5 kali, tapi suatu ketika dia tidak marah hanya dibilangin ‘Lain kali jangan begitu’“ jelas Seto.

Kak Seto juga menilai, hukuman lari bisa saja diberikan, tetapi sebaiknya dikomunikasikan terlebih dahulu.

Hal yang harus dipertimbangkan, di antaranya, kondisi siswa. Jika siswa capek, maka seharusnya hukuman tak diteruskan.

Meski demikian, ia menilai, banyak hukuman dalam bentuk lain yang bisa diterapkan terhadap siswa yang melanggar aturan.

Misalnya, membersihkan kelas, tetap dengan mempertimbangkan waktu dan sesuai kemampuan siswa.

Hukuman juga bisa diberikan dengan cara yang bersifat memancing kreativitas siswa, seperti membuat lukisan atau poster yang menganjurkan teman-temannya untuk tak melanggar aturan yang sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com