Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Pelajar Turun ke Jalan, Melek Politik atau Eksploitasi Anak?

Kompas.com - 27/09/2019, 05:57 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Ia menilai hal tersebut tidaklah rasional, apalagi kondisi mereka yang menggunakan baju pramuka.

“Guru kepsek harusnya mengajarkan bahwa kita negara demokrasi, bahwa aspirasi itu harus disampaikan dengan benar. Seperti anak-anak datang ke DPR bawa surat resmi menyampaikan tanggapannya. Bukan dengan jalan-jalan kayak preman,” ujarnya.

Ia juga menganggap apabila ini benar-benar diprovokasi untuk kekerasan, maka itu adalah bentuk eksploitasi kepada anak-anak.

“Anak-anak memang punya hak untuk demonstrasi, seperti halnya Inggris. Tapi di sana mereka tertib, Ini kan enggak,” kata Doni lagi.

“Ini bukan proses pendidikan dalam demonstrasi,” lanjutnya.

Saat disinggung banyaknya anak STM yang turun dan terlibat aksi di jalan, menurutnya tak bisa dilepaskan dari stigma anak-anak STM yang gemar tawuran.

“Anak STM critical thinking kurang diajarkan,” pendapatnya.

Menurutnya, hal tersebut lantaran mereka lebih dilatih untuk action di mana kompetisinya adalah kerja.

“Di SMA, pelajarannya kompleks, mereka diajarkan untuk berpikir kritis dengan pendekatan sains. STM lebih teknis bikin ini bikin itu yang penting bisa buat sesuatu,” ucapnya.

Sehingga ia menilai, seharusnya pemikiran kritis anak-anak STM juga dikembangkan sehingga tak mudah dimanipulasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com