Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bungkamnya Jokowi atas Demo Mahasiswa, Sikap Hati-hati Kah?

Kompas.com - 25/09/2019, 15:28 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo belum juga muncul dan memberikan pernyataan terkait situasi nasional yang tengah memanas akibat demonstrasi mahasiswa menolak sejumlah kebijakan rancangan Undang-undang (RUU) beberapa hari terakhir.

Padahal, demonstrasi yang digelar di sejumlah daerah termasuk di Jakarta ini sempat berlangsung ricuh hingga menelan korban luka-luka.

Lalu mengapa, Presiden sebagai kepala negara tidak juga muncul dengan sikapnya?

Psikolog Politik Hamdi Muluk membaca hal ini sebagai strategi Jokowi yang lebih memilih untuk berhati-hati dalam menanggapi permasalahan yang sedang terjadi.

“Ya mungkin hati hati, ambil strategi cooling down dulu,” ujar Hamdi saat dihubungi Rabu (25/9/2019) siang.

Baca juga: KPK Tetap Ingin Berdialog dengan Jokowi Bahas UU KPK Hasil Revisi

Sebaliknya, ia justru menilai mahasiswa tidak perlu memaksakan kehendaknya dengan terus menggelar aksi di jalanan, karena tuntutan mereka sudah dipenuhi.

“Kalau saya secara pribadi melihatnya buat apa ribut ribut di jalanan. Kan sudah dikabulin, tunda pengesahan RUU. Lebih baik dikaji secara kepala dingin, enggak usah maksa-maksain pendapat,” ujar dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu.

Menurutnya, terdapat cara yang lebih elegan bagi para mahasiswa untuk mengawal beragam kebijakan yang digodog dan dikeluarkan oleh Pemerintah, salah satunya dengan mengajukan Uji Materil di Mahkamah Konstitusi (MK).

Polisi berjaga di Depan Gedung DPR/MPR, Jalan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019).KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Polisi berjaga di Depan Gedung DPR/MPR, Jalan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019).

“Kalau toh disahkan, masih ada uji materil (judicial review) di MK, itu lebih elegan menurut saya. Habis energi ribut ribut di jalanan, sementara China, Korea, dan negara maju lain udah mikirin teknologi, Kita masih ribut aja soal soal kecil,” kata salah satu anggota Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK ini.

Ia menyarankan permasalahan ini lebih baik diserahkan pada ahli hukum pidana, karena jika semua aspek masyarakat ingin turun dan meneriakkan aspirasinya di jalanan, maka hanya akan terjadi kerusuhan.

“Saya surprise lho lihat kelakuan kita ribut setengah mati kayak dunia mau kiamat aja soal KUHP ini, eh pas diajak diskusi belum baca detail,” sebutnya.

Baca juga: Isu Turunkan Jokowi Dinilai Sengaja Ganggu Fokus Aksi Tuntut Pembatalan UU KPK dan RUU Lain

Sejumlah aksi mahasiswa menolak berbagai produk undang-undang dan revisi yang digodok dan disahkan oleh DPR dan Presiden meletup di banyak daerah.

Ribuan mahasiswa turun di sejumlah kota besar untuk menyuarakan kegelisahan masyarakat luas ini melalui aksi yang sebagian besar berujung ricuh dan bentrok dengan petugas pengamanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bolehkah Memakai 'Pimple Patch' Lebih dari Sekali?

Bolehkah Memakai "Pimple Patch" Lebih dari Sekali?

Tren
Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Tren
Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Tren
Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Tren
Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Tren
2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

Tren
Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Tren
Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Tren
Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Tren
Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Tren
Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Tren
Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Tren
Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Tren
Kronologi Kericuhan yang Diduga Libatkan Suporter Sepak Bola di Stasiun Manggarai

Kronologi Kericuhan yang Diduga Libatkan Suporter Sepak Bola di Stasiun Manggarai

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com