Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bandar Narkoba Ditembak Mati, Ini Bahaya Sabu Bagi Tubuh

Kompas.com - 22/09/2019, 21:00 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Sumber

KOMPAS.com - Seorang bandar narkoba jenis sabu tewas tertembak di bagian kepala oleh petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) Kaltim, Jumat (20/9/2019).

Diketahui, bandar yang bernama Irwan alias Wawan Bin Daeng Tutu tersebut tewas diduga setelah mencoba merebut senjata api miliki petugas.

Lantas, apakah bahaya dari narkotika jenis sabu tersebut bagi kesehatan?

Dilansir dari Hello Sehat, sabu atau yang sering dikenal sebagai methamphetamin atau crystal meth, merupakan jenis narkoba yang bersifat angan adiktif.

Sabu juga berdasarkan survei BNN, diketahui sebagai narkoba peringkat kedua yang paling sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.

Baca juga: Kisah Irwan, Bandar Narkoba yang Ditembak Mati, Berawal dari Jual Ikan dan Kelapa

Pada tahun 2015, setidaknya hampir 6 juta jiwa melakukan penyalahgunaan sabu-sabu, dan diperkirakan sebanyak 50 orang meninggal setiap hari.

Pengguna sabu bisa menelan pil, menghirup atau merokok bubuk sabu, atau menyuntik larutan sabu.

Dalam jangka pendek pengguna sabu akan mengalami napas memburu atau terengah-engah, insomnia, tidak bisa diam, gelisah, nafsu makan hilang, detak jantung jadi lebih cepat dan memburu, tekanan darah naik, dan suhu tubuh meningkat (hipertermia).

Apabila pengguna sabu telah menggunakan sabu sejak lama, dapat menimbulkan kecanduan dan berakibat serius dan fatal bagi kesehatan.

Adapaun diantaranya adalah risiko infeksi HIV, hepatitis B, dan hepatitis C meningkat, berat badan menurun drastis, gigi dan gusi hancur, gatal kronis hingga menyebabkan luka-luka karena digaruk, sikap agresif, halusinasi, paranoia, ling-lung, dan cemas berlebihan, menurunnya fungsi otak seperti kemampuan berpikir, belajar, mengingat, dan berkonsentrasi.

Selain itu, pengguna sabu yang sudah dalam tahap overdosis, dapat menyebabkan kejang-kejang, peningkatan suhu tubuh hingga kematian.

Namun, pecandu narkoba sabu yang mendadak tak memakai lagi, baik karena tak memiliki akses ke sabu maupun karena ingin berhenti, biasanya juga akan melalui suatu fase bernama sakau atau sakaw.

Sakau adalah gejala tubuh yang terjadi akibat pemberhentian pemakaian sabu secara mendadak, atau akibat menurunnya dosis sabu yang digunakan secara drastis.

Diberitakan Kompas.com (31/8/2019), sabu yang memiliki bentuk kristal juga dapat memengaruhi kinerja dari otak.

Zat yang terkandung dalam sabu tersebut merangsang pengeluaran dopamine dan memblokir transporter re-uptake antar-sel saraf.

Dopamine atau hormon bahagia adalah hormon yang dikeluarkan oleh tubuh ketika melakukan hobi, aktivitas seksual, makan dan hal-hal menyenangkan lainnya.

Sabu juga dapat mengganggi fungsi eksekutif pada otak, sehingga mengakibatkan proses penilaian dan pengambilan keputusan menjadi terganggu.

Baca juga: Diancam Ditembak Polisi, Pengedar Sabu Ketakutan Saat Bersembunyi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Tren
Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Tren
Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Tren
7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

Tren
Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Tren
Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Tren
Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D Saat Terpapar Sinar Matahari?

Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D Saat Terpapar Sinar Matahari?

Tren
Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Tren
7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

Tren
BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com