KOMPAS.com – Paru-paru seorang pemuda di Amerika Serikat bernama Adam Hergenreder diberitakan mengalami kerusakan akut karena penggunaan vape.
Vape merupakan penghantar nikotin elektrik yang ketika diisap akan menghasilkan uap air, berbeda dengan rokok konvensional yang menghasilkan asap.
Masih terjadi pro kontra mengenai efek penggunaan vape apakah sama seperti rokok konvensional.
Melansir pemberitaan National Public Radio Amerika Serikat, Pusat Pengendalian Penyakit mengumumkan, ada 530 kasus cedera paru yang dikonfirmasi kemungkinan terkait penggunaan vape.
Angka ini naik dari 380 kasus yang dilaporkan pada minggu sebelumnya, yang menyebabkan 7 orang meninggal dunia.
Sebenarnya, apa isi dan kandungan vape?
Melansir Medical Express, sebuah studi yang dilakukan para peneliti UNC School of Medicine menunjukkan, vape tidak bisa lepas dari bahan-bahan berbahaya.
Baca juga: Pakai Vape 2 Tahun, Paru-paru Adam Rusak Akut
Salah satu kandungan vape adalah propilen glycol dan glycerin nabati.
Kedua bahan tersebut disebut tidak berbahaya jika digunakan secara oral. Akan tetapi, potensi bahaya muncul dari uap vape yang terhirup.
Selain itu, melansir Wired, proplen glycol merupakan alkohol hambar, tidak berwarna, dan tidak berbau.
Meski penggunan aman, tetapi zat ini bisa menyebabkan iritasi pada mata, saluran nafas, serta menimbulkan pusing dan kantuk.
Sementara itu, dikutip dari Hello Sehat, berdasarkan penelitian, kandungan propilen glycol menunjukkan bahwa zat tersebut bisa menyebabkan iritasi saluran pernapasan pada beberapa individu.
Selain propilen glycol, zat yang terkandung dalam rokok elektrik adalah nikotin.
Umumnya, nikotin ditemukan dalam konsentrasi berbeda antara 0-100 mg/ml dalam satu rokok elektrik.
Pada vape, juga umum ditemui berbagai penambah rasa seperti cokelat vanila dan rasa-rasa tertentu.
Baca juga: Masih Gunakan Vape Setiap Hari? Kenali 4 Bahayanya...