KOMPAS.COM - Tragedi pada 11 September 2001 masih menyisakan kenangan pahit. Kala itu, warga Amerika Serikat berduka karena mendapatkan serangan yang menewaskan hampir 3.000 orang dan membuat 6.000 lainnya luka-luka.
Tragedi ini membuat dua menara kembar yakni World Trade Center (WTC), yang menjadi pusat bisnis di kawasan Manhattan, diserang oleh kelompok militan dengan menggunakan pesawat terbang.
Saat itu, terdapat empat pesawat yang diambil alih, yaitu America Airlines Penerbangan 11, American Airlines Penerbangan 77, United Airlines Penerbangan 175, dan United Airlines Penerbangan 93.
Tragedi ini bermula pada pukul 08.46 pagi ketika Amerikan Airlines Penerbangan 11 yang dibajak menabrakkan diri ke North Tower WTC. Beberapa saat setelah itu, lima pembajak lain yang mengendarai United Airlines Penerbangan 175 menabrakkan ke Menara Selatan WTC.
Baca juga: Interogasi Tahanan Pelaku Serangan 9/11, CIA Pakai Serum Kejujuran
Meski telah berselang selama 18 tahun, namun luka, ingatan, dan cerita pilu saat kejadian masih membekas, seperti:
Pegawai yang tidak pernah beristirahat
Seorang direktur eksekutif di Morgan Stanley, Greer Epstein jarang meninggalkan kantornya yang berada di lantai 67 di South Tower WTC karena ia tak pernah memiliki waktu.
Dilansir dari CNN, Selasa (9/10/2019), sekitar 20 menit sebelum jam 09.00 pagi, seorang temannya menelepon dan mengajaknya untuk membeli rokok dan membiarakan rapat kerja yang akan datang.
Epstein pun menyetujuinya. Namun saat menaiki lift, Epstein merasakan laju lift sedikit tersentak. Namun ia mengabaikannya.
Epstein melangkah keluar gedung dan baru menyadari ada yang aneh di sekitarnya. Saat itu, semua mata yang ada di luar gedung tertuju ke langit.
Dia melihat adanya asap dan adanya api di menara utara. Sesaat setelah itu, dia menyaksikan sebuah pesawat melalui gedung tempatnya bekerja di menara selatan.
Mundur dari rencana liburan
Setiap hari, semua orang membuat keputusan, entah itu kecil atau keputusan besar. Setiap pertimbangan yang diambil tentunya menempatkan seseorang dalam sebuah keadaan.
Begitu pula dengan Daniel Belardinelli, seorang seniman yang tinggal di New York. Sebelum kejadian, Belardinelli yang awalnya akan belrlibur ke Yosemite.
Tetapi satu minggu sebelum pesawat berangkat, ia memutuskan untuk tidak melanjutkan rencananya menaiki pesawat United Airlines Penerbangan 93.
United Airlines Penerbangan 93 merupakan salah satu pesawat yang dibajak. Namun saat kejadian, para penumpang melakukan perlawanan. Akibatnya, pesawat terpaksa jatuh di sebuah lapangan di Shanksville, Pennsylvania.
Baca juga: Trump Buat Kesalahan Klaim Terkait Tragedi 9/11
Seminggu sebelum kejadian, Belardinelli memutuskan untuk tidak melanjutkan rencana perjalanan karena ada pekerjaan yang sedang menantinya. Namun sayang, dalam perjalanan itu, paman Belardinelli yang berada di dalam pesawat menjadi korban tewas
Seorang pramugari United Airlines, Elise O'Kane pada awalnya berniat untuk melakukan perjalanan biasa dari Boston ke Los Angeles.