Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catatan ICW untuk Jokowi yang Kirim 10 Nama Capim KPK Usulan Pansel ke DPR

Kompas.com - 05/09/2019, 18:44 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo telah mengirimkan 10 nama calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ke DPR pada Rabu (4/9/2019).

Adapun kesepuluh nama tersebut sama persis dengan nama-nama yang diumumkan oleh Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK.

Koordinator Indonesia Corruption Watch (IWC) Adnan Topan Husodo mengatakan, ada sejumlah catatan terkait beberapa nama calon Pimpinan KPK yang seharusnya menjadi catatan pula bagi Jokowi.

"Kalau kritik dari kami (ICW) kan jelas, ada beberapa calon yang masih punya persoalan rekam jejak, integritasnya diragukan tapi kok kenapa dipaksakan maju," kata Adnan saat dihubungi Kompas.com, Kamis (5/9/2019).

Ia menduga, ada suara-suara lain yang lebih kuat, sehingga memengaruhi Presiden untuk mengambil keputusan itu.

Baca juga: Anggota Komisi III Ini Sebut Firli Layak Lolos 10 Besar Capim KPK

Menurut Adnan, pemilihan capim KPK ini bisa menjadi sebuah pertaruhan.

"Kalau pemimpin KPK-nya error tentu secara keseluruhan KPK-nya akan dibawa ke arah yang buruk kan," kata Adnan.

Oleh karena itu, semangat yang harus dibawa dalam konteks seleksi tersebut seharusnya adalah semangat menjadikan KPK lebih berdaya dalam pemberantasan korupsi.

"Bukan untuk semangat mengkalkulasi politik. Apa keuntungan, apa hal yang bisa dimasukkan dalam proses seleksi ini sebagai bagian dari, misalnya, posisi kawan," kata Adnan.

"Nah, (semangat) ini kan semestinya yang harus dikalahkan," lanjut dia.

Setelah Presiden menyerahkan 10 nama capim KPK ke DPR, selanjutnya keputusan berada di tangan DPR.

Baca juga: DPR Mulai Proses 10 Nama Capim KPK Pekan Depan

Adnan pesimistis DPR dapat mendengar aspirasi publik terkait capim KPK.

"Bahas RUU KPK saja begitu. Kalau kami sih ya sangat pesimis dengan proses-proses politik. Kita bisa lihat dari sejarah proses seleksi, fit and proper test di DPR selama ini terkait dengan KPK," kata Adnan.

"Biasanya yang nilainya bagus itu tersingkir, kalau enggak ada dukungan politik," ujar dia.

Selain itu, Adnan juga mempertanyakan proses fit and proper test dilakukan oleh DPR periode saat ini, bukan DPR periode 2019-2024 yang akan dilantik pada 1 Oktober mendatang.

"Kenapa tidak menyerahkan wacana revisi UU KPK, seleksi capim KPK ini ke DPR yang baru? Padahal kan waktunya masih lama, masih Desember. Sampai akhir Desember nanti Pimpinan KPK masih aktif bekerja kok," kata Adnan.

Menurut dia, DPR periode 2014-2019 secara politik sudah tidak memiliki legitimasi karena hasil pemilu legislatif sudah diumumkan.

Proses seleksi yang terkesan dilakukan secara terburu-buru, ditambah wacana revisi UU KPK secara diam-diam justru akan menimbulkan tanda tanya di kalangan publik.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 10 Nama Capim KPK yng Diserahkan Jokowi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com