Hal ini lalu membuat Sekutu mencari cara lain.
Kemudian, Amerika Serikat merancang proyek pembuatan senjata pemusnah massal di gurun pasir New Mexico.
Hasil dari proyek tersebut adalah dua buah bom atom berjuluk Little Boy dan Fat Man yang kemudian digunakan untuk menekan Jepang.
Bom atom pertama dijatuhkan di Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dari atas pesawat B-29 Superfortress.
Kota ini dipilih lantaran menjadi pusat industri dan markas militer terbesar di negara itu.
Setelah serangan tersebut, sebuah faksi dewan tertinggi Jepang mendukung penerimaan Deklarasi Postdam, namun mayoritas anggota lainnya menolak.
Kala itu, Pemerintah Jepang tidak bisa mengambil keputusan dalam situasi tersebut.
Selang tiga hari setelahnya, bom kedua dijatuhkan di Nagasaki oleh pesawat berjuluk Bock's Car.
Nagasaki dipilih lantaran menjadi salah satu pelabuhan terbesar Jepang.
Pengeboman kedua kota penting itu mengakibatkan Jepang luluh lantak. Puluhan ribu orang menjadi korban tewas dan luka.
Pada malam harinya, Kaisar Jepang Hirohito mendukung proposal Perdana Menteri Suzuki untuk menerima Deklarasi Postdam.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Penembakan Vladimir Lenin
Kehancuran yang menimpa dua kota penting Jepang membuat sang kaisar akhirnya memilih menyerah dan mengakhiri perang.
Pada 10 Agustus 1945, pesan tersebut diterima oleh pihak Sekutu.
Namun, sejumlah perwira militer belum mau menyerah sehingga timbul gejolak antara militer dan pemerintah yang memutuskan untuk menyerah.
Pada 15 Agustus 1945, dini hari, sebuah kudeta militer diluncurkan oleh sebuah faksi yang dipimpin oleh Mayor Kenji Hatanaka.