KOMPAS.com - Lebih dari dua dekade lalu, film karya James Cameron, Titanic, menggemparkan dunia. Karya yang dibintangi oleh Leonardo DiCaprio dan Kate Winslet tersebut berhasil mencuri perhatian penonton.
Namun bukan hanya kisah cinta di Titanic saja yang menjadi perbincangan. Nasib kapal yang akhirnya tenggelam di perairan Atlantik tersebut juga menjadi buah bibir.
Hari ini tepat 34 tahun lalu, bangkai kapal legendaris tersebut ditemukan. Seperti dilansir dari laman National Geographic, Sabtu (31/8/2019), ahli oseanografi asal Amerika Serikat (AS) Robert d Ballard bersama dengan ilmuwan Perancis, Jean-Louis Michel memimpin ekspedisi pencarian Titanic.
Sebelumnya, Ballard pernah memimpin ekspedisi serupa pada tahun 1977. Usaha pertamanya ini tidak membuahkan hasil.
Namun ia tak patah arang. Pada tahun 1985, Ballard beserta timnya mencoba peruntungan kedua. Kali ini ia menggunakan kapal selam tak berawak yang disebut Argo.
Baca juga: Kabar Terkini Titanic, Kapal Legendaris Itu Habis Dimakan Bakteri Laut
Kapal ini dikembangkan oleh Angkatan Laut AS dan melakukan perjalanan ke dasar laut lalu mengirimkan gambar fotonya ke kapal penelitian Knorr.
History menyebutkan, tepat pada pagi tanggal 1 September, kapal Argo yang saat itu sedang menyelidiki keberadaan puing-puing di dasar laut tiba-tiba melewati salah satu boiler raksasa Titanic. Penemuan itu pun kemudian membawa harapan baru bagi Ballard.
Hari berikutnya, bangkai kapal berhasil ditemukan di kedalaman hampir 4.000 meter di dasar laut dalam keadaan terbelah menjadi dua. Bangkai kapal terletak sejauh 612 kilometer di sebelah tenggara Newfoundland atau di perairan internasional.
Namun demikian, hampir seluruh interior dan fiturnya masih terawat, meski banyak juga puing yang tersebar hingga radius 3 kilometer jauhnya.
Kisah tenggelamnya kapal yang melakukan perlayaran perdanya menuju ke New York, AS ini selalu dikenang.
Kapal ini memulai pelayarannya dari Southampton, Inggris menuju ke New York City pada 10 April 1912. Pada tanggal 14 April, operator radio Titanic menerima enam pesan dari kapal-kapal lain yang memperingtkan akan adanya gunung es.
Sayangnya, tidak semua pesan ini disampaikan oleh operator radio. Pada saat itu, seluruh kru operator telekomunikasi adalah karyawan Perusahaan Telekomunikasi Nirkabel Marconi. Dengan demikian, pesan tersebut bukanlah tanggung jawab utama mereka.
Para awak tersebut hanya bertanggung jawab dalam pengiriman dan penerimaan pesan kepada para penumpang serta adanya laporan cuaca.
Pesan yang tidak diteruskan ini menjadi malapetaka. Pada hari yang sama, tepatnya pukul 11.40 malam, kapal dilaporkan menabrak gunung es di perairan Atlantik utara.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Carpathia Selamatkan Penumpang Titanic
Tabrakan itu mengenai lambung kapal sepanjang 91 meter dan membuat enam kompartemen kedap air terekspos. Setelah mengetahui kondisi kapal, kapten Edward J Smith memerintahkan para awak untuk menyiapkan sekoci pada 15 April pukul 00.00 pagi.