Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Terbatasnya Akses Komunikasi di Jayapura, Ini Penjelasan Kominfo

Kompas.com - 30/08/2019, 18:15 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Demo yang berlangsung di Jayapura, Papua pada Kamis (29/8/2019) kemarin berakhir ricuh dan mengakibatkan gangguan layanan komunikasi.

Tidak hanya itu saja, pembatasan akses internet di tanah Papua juga menghambat pihak kepolisian untuk meng-update kondisi terkini.

Menanggapi hal itu, Plt Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Ferdinandus Setu mengatakan, pembatasan internet di Papua merupakan keputusan bersama antara Kapolri, Panglima TNI dan Kemenkopolhukam.

Hal ini dilakukan salah satunya untuk menekan atau meminimalisir aspek berita bohong (hoaks) maupun provokatif di media sosial.

"Saat ini lebih dari 300 ribu konten hoaks dan hasutan yang masih tersebar di medsos kita. Dan ini mengkhawatirkan apabila dibuka," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (30/8/2019).

Saat ditanyakan perihal pembukaan akses internet di Papua, pihaknya belum dapat memastikan. Hal tersebut, imbuhnya melihat situasi dan kondisi di Papua.

"Bila persebaran berita bohong menurun intensitasnya, ya kami akan buka pemblokiran akses internet tersebut," katanya lagi.

Selain pembatasan akses internet, putusnya kabel utama fiber optik yang dirusak massa juga menimbulkan persoalan sendiri.

Baca juga: Ini 4 Pernyataan Jokowi untuk Penanganan Kerusuhan di Papua

 

Gangguan ini menyebabkan akses internet, SMS dan telepon dari provider Telkomsel utamanya tidak dapat digunakan (black out) di Jayapura hingga saat ini.

Namun, lanjut Ferdinandus, saat ini tim dari Telkom sudah menuju ke Jayapura untuk memperbaiki jaringan. "Tim dari Telkom sudah menuju ke Jayapura. Mereka akan memperbaiki jaringan yang diputus oleh massa pendemo," lanjutnya.

Rencana Cadangan

Menurut dia, ada rencana cadangan yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kabel fiber optik yang rusak tersebut. Yakni dengan mengalihkan jaringan.

Ferdinandus menambahkan, gangguan hanya terjadi pada jaringan Telkomsel saja. Sementara, untuk operator lainnya yakni Indosat dan XL berjalan lancar.

Hal itu dikarenakan Telkomsel termasuk memiliki jangkauan yang luas di wilayah Jayapura, Papua. Sehingga dampaknya sangat terasa.

Lebih lanjut, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo Samuel Abrijani Pangerapan mengatakan pembatasan internet di Papua dan Papua Barat masih dilakukan.

Pembatasan tersebut belum dicabut karena Kominfo masih mendapat rekomendasi untuk membatasi akses internet.

Sebelumnya, Ombudsman Republik Indonesia mendesak Kominfo segera mengevaluasi dan mencabut pembatasan internet di Papua dan Papua Barat yang sudah berlangsung selama sepekan.

Anggota Ombudsman RI, Alvin Lie mengatakan Ombudsman telah menerima banyak keluhan terkait dibatasinya akses internet di kedua Provinsi tersebut, baik dari sisi ekonomi, sosial maupun pelayanan publik.

Oleh karena itu, Ombudsman juga meminta Kominfo berangsung-angsur memulihkan internet di Papua supaya aktivitas masyarakat dapat kembali normal.

Baca juga: 7 Fakta Kerusuhan Jayapura, dari Listrik Padam hingga Mengungsi di Markas TNI AL

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Ramai soal ASI Bubuk, Amankah Dikonsumsi Bayi?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 10-11 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

[POPULER TREN] Pertandingan Indonesia Vs Guinea | Wacana Pembongkaran Separator Ring Road Yogyakarta

Tren
Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com