Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Siapkah Televisi Indonesia Hadapi Disrupsi Digital?

Kompas.com - 25/08/2019, 07:00 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Heru Margianto

Tim Redaksi

Menurut dia, pola konsumsi sekarang makin personal alih-alih umum untuk dinikmati bersama-sama seperti dulu.

Dari sisi durasi, tayangan berdurasi lama pun makin tergerus dengan tayangan dengan durasi singkat.

"Sekarang sukanya makin beda-beda. Udah enggak ada long hours viewing. Paling kalau nonton bola, final badminton, atau tinju saja," ujar Hardijanto.

Baca juga: Cerita tentang TV Kabel yang Digerus TV Streaming

Agar mampu bertahan, industri televisi perlu mengbah format tayangannya. Misalnya, dengan memperbanyak citizen journalism atau jurnalisme warga.

Selain memperkaya konten dan mengikuti selera penonton, mengandalkan jurnalisme warga dinilai akan lebih hemat dari sisi produksi. Langkah ini diterapkan NET TV setelah biro Jawa Tengah dan Jawa Timurnya ditutup.

"Itu adalah public contet generator, itu tidak di-generate oleh televisi tapi di-generate oleh komunitasnya," kata Hardijanto.

Hal yang sama juga berlaku bagi tayangan yang sifatnya hiburan. Para pelaku industri hiburan kini punya channel dan program YouTube sendiri alih-alih hanya mengandalkan syuting televisi.

Belajar dari Nexmedia

Selain televisi gratis, televisi berbayar atau televisi kabel juga terdampak disrupsi digital. Yang pertama tumbang: Nexmedia milik grup EMTEK.

Nexmedia pamit bakal undur diri pada akhir bulan ini, 31 Agustus 2019, setelah delapan tahun siaran.

Tak diketahui persis apakah penutupan disebabkan turunnya jumlah pelanggan. Namun Presiden Direktur PT Mediatama Anugrah Citra (Nexmedia) Junus Koswara membenarkan tren digital yang menguat menggerus bisnis tayangan konvensional.

Untuk itu, grup EMTEK akan mengalihkan tayangan premiumnya ke layanan streaming vidio.com.

"Sejak beberapa waktu lalu, kami sudah memperkenalkan layanan berbayar berlangganan melalui platform OTT Vidio Premier. Kami yakin bahwa OTT merupakan platform yang lebih tepat untuk memberikan berbagai layanan kepada pengguna dengan makin mudah akses layanan internet di seluruh Indonesia," kata Junus.

Baca juga: Akankah TV Bernasib Sama dengan Koran dan Majalah?

OTT yang dimaksud yakni over the top media service. Media streaming berbasis internet. Contohnya Netflix, iFlix, Hulu, Amazon Prime Video, Sling TV, HBO Go atau HBO Now, hingga Youtube TV yang berbayar.

Vidio.com boleh jadi contoh bagus persiapan industri media seperti EMTEK menunggangi era digital. Layanan itu menyediakan berita-berita dari SCTV, sinetron azab dari Indosiar, serta puluhan film yang butuh akses berlangganan.

Next Gen TV

Menurunnya penonton televisi baik gratis maupun berbayar belum tentu akan jadi akhir bagi industri televisi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com