Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Ungkap Kriteria Mendikbud, Ini 5 Profil Mendikbud Sebelumnya

Kompas.com - 22/08/2019, 13:20 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.COM – Presiden Joko Widodo (Jokowi) membeberkan tentang kriteria Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di periode kedua pemerintahannya.

Ia mengatakan salah satu kriteria yang harus dimiliki Mendikbud ke depan adalah mampu melaksanakan kurikulum yang mampu menggunakan teknologi.

Jokowi menyebut, sosok Mendikbud nantinya harus memiliki tantangan untuk menyamakan kualitas pendidikan di seluruh Indonesia yang terdiri dari berbagai pulau dan kabupaten atau kota.

Menurutnya, penyamaan kualitas pendidikan itu dapat terwujud apabila kurikulum diterapkan menggunakan teknologi.

Sebelum membahas tentang siapa Mendikbud kali ini, berikut ini 5 profil Mendikbud sebelumnya:

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Abdul Malik FajarKompas.com/SABRINA ASRIL Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Abdul Malik Fajar

1. Abdul Malik Fajar

Prof. Drs. H. A. Malik Fadjar merupakan Menteri Pendidikan Nasional pada Kabinet Gotong Royong.

Ia lahir di Yogyakarta pada 22 Februari 1939. Ia menyelesaikan pendidikannya di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Malang, dan dilanjutkan di University of Florida pada tahun 1981.

Selain pernah menjadi Menteri Pendidikan Nasional Kabinet Gotong Royong, Abdul Malik juga pernah menjabat sebagai Menteri Agama Kabinet Reformasi Pembangunan (1998-1999).

Baca juga: Jokowi Ungkap Kriteria Mendikbud di Kabinet Baru

Sebagaimana diberitakan Kompas.com, Senin (19/1/2015), Abdul Malik Fadjar juga masuk dalam sembilan angota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Presiden Jokowi.

Kini ia aktif mengajar di Universitas Islam Negeri Jakarta dan Universitas Muhamadiyah Malang.

Bambang SudibyoKOMPAS/PRIYOMBODO Bambang Sudibyo

2. Bambang Sudibyo

Bambang Sudibyo menjabat sebagai Menteri Pendidikan Nasional pada Kabinet Indonesia Bersatu (2004-2009).

Melansir dari website resmi Muhammadiyah, Bambang merupakan Guru Besar Universitas Gadjah Mada. Ia juga merupakan mantan Menteri Keuangan RI.

Bambang Sudibyo lahir di Temanggung, Jawa Tengah pada 8 Oktober 1952. Ia menempuh pendidikan di jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada dan lulus S1 pada tahun 1977.

Pada tahun 1979 ia dikirim oleh negara untuk mengambil program MBA di Universitas North Carolina AS. Usai lulus, ia melanjutkan pendidikan ke Universitas Kentucky sampai tahun 1985 mengambil program doctor bidang business administration.

Di bidang sosial dan politik, ia pernah menjadi Anggota MPR RI Fraksi Utusan Golongan, sejak Mei 2001-2004 mewakili ISEI.

Ia juga menjabat Bendahara PP Muhammadiyah 2000-2005, ikut mendirikan ICMI tahun 1990 dan menjabat Ketua Bidang Ekonomi Sumberdaya 1990-1995 serta Anggota Dewan Pakar 1995-2000 di organisasi itu.

Baca juga: Mendikbud Muhadjir: Guru adalah Kunci Perbaikan Kualitas SDM

Selain itu, ia juga ikut mendirikan dan menjadi anggota Majelis Amanat Rakyat (MAR), 1998, serta ikut mendirikan Partai Amanat Nasional (PAN) tahun 1998, dan menjabat sebagai Ketua Dewan Ekonomi pada November 1998-April 1999.

M Nuh
Menteri Pendidikan NasionalKOMPAS/HERU SRI KUMORO M Nuh Menteri Pendidikan Nasional

3. Muhammad Nuh

Prof. Dr. Ir. Muhammad Nuh lahir di Surabaya 17 Juni 1959. Ayahnya merupakan pendiri Pondok Pesantren Gununganyar Surabaya.

Muhammad Nuh merupakan seorang lulusan S1 teknik Elektro ITS pada tahun 1983. Gelar S2 dan S3 diraihnya dari Universite Science et Technique du Languedoc Montpellier Prancis.

Muhammad Nuh juga telah dianugerahi gelar guru besar bidang ilmu digital system, 2004.
Pada 15 Februari 2003, Muhammad Nuh ditetapkan sebagai rektor termuda di ITS.

Pada tahun yang sama, Nuh dikukuhkan sebagai guru besar (profesor) bidang ilmu Digital Control System dengan spesialisasi Sistem Rekayasa Biomedika.

Selain sebagai rektor, Mohammad Nuh juga menjabat sebagai Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jawa Timur, Pengurus PCNU Surabaya, Sekretaris Yayasan Dana Sosial Al Falah Surabaya, Anggota Pengurus Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya, serta Ketua Yayasan Pendidikan Al Islah Surabaya.

Sebelum menjabat Menteri Pendidikan Nasional, Muhammad Nuh dipercaya menjadi Menteri Komunikasi dan Informatika pada Kabinet Indonesia Bersatu jilid I menggantikan Sofyan Djalil pada perombakan kabinet tahun 2007.

Baca juga: Mendikbud: Pemda Wajib Pastikan Anak Bisa Sekolah

Ia menjadi Menteri Pendidikan Nasional Seusai serah terima jabatan dengan Mendiknas Bambang Sudibyo pada Kamis malam, 22 Oktober 2009. Pihaknya menjabat Mendikbud tahun 2009-2014.

Menteri Pendidikan Anies Baswedan saat menghadiri Kompasianival 2015 Indonesia Juara di Gandaria City, Jakarta Selatan, Sabtu (12/12/2015). 


Andri Donnal Putera Menteri Pendidikan Anies Baswedan saat menghadiri Kompasianival 2015 Indonesia Juara di Gandaria City, Jakarta Selatan, Sabtu (12/12/2015).

4. Anies Baswedan

Anies Baswedan memiliki nama lengkap Anies Rasyid Baswedan. Ia lahir di Kuningan, 7 Mei 1969.

Riwayat pendidikannya, ia menempuh Studi Asia di universitas Sophia, Tokyo, Jepang pada tahun 1993.

Selanjutnya ia menyelesaikan pendidikannya sebagai sarjana ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, kemudian melanjutkan ke jenjang Master of Public Management, Sekolah Urusan Publik, Universitas Maryland, College Park, AS.

Anies juga melanjutkan ke jenjang Doctor of Philosophy, di Departemen Ilmu Politik, Northern Illinois University, AS.

Beberapa karir yang yang pernah dilalui Anies antara lain sebagai Research Assistant, Kantor Penelitian, Evaluasi, dan Studi Kebijakan, Northern Illinois University, (2000 – 2004), National Advisor for decentralization and regional autonomy, Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan, (2006 – 2007), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (2014 – 2016). Serta Rector & President, Paramadina University, (2007 – Sekarang)

Kini, ia menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta sejak 2017.

Baca juga: Terkait Rotasi, Mendikbud Sebut Guru Bertugas Maksimum 6 Tahun di Satu Sekolah

Mendikbud Muhadjir Effendy memberikan penjelasan terkait PPDB 2019 kepada media di Gedung Kemendikbud, Jakarta (21/6/2019).Dok. Kompas.com Mendikbud Muhadjir Effendy memberikan penjelasan terkait PPDB 2019 kepada media di Gedung Kemendikbud, Jakarta (21/6/2019).

5. Muhadjir Effendy

Muhadjir Effendy lahir di Madiun 29 Juli 1956. Ia merupakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Kabinet Kerja Jokowi-Jusuf Kalla sejak 27 Juli 2016, menggantikan Anies Baswedan.

Latar belakang pendidikan Muhadjir Effendy pada tahun 1978 di Fakultas Tarbiyah IAIN Malang, tamat 1978.

Ia juga menyelesaikan Sarjana Pendidikan Sosial di IKIP Malang dan tamat pada tahun 1982. Muhadjir Effendy melanjutkan S2 nya di Program Magister Adminsitrasi Publik (MAP), Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Selanjutnya ia menyelesaikan S3 nya dengan mengambil Program Doktor Ilmu-Ilmu Sosial, Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya.

Perjalanan karir Muhadjir Effendy diantaranya pernah menjadi Rektor Universitas Muhammadiyah Malang dan sebagai Dosen tetap IKIP Malang.

Selain itu, ia juga menjabat sebagai ketua pimpinan pusat Muhammadiyah periode 2015-2020 pada bidang pendidikan tinggi, penelitian, dan pengembangan, Anggota Dewan Riset Daerah Jawa Timur 2014-sekarang.

Baca juga: Menteri Jokowi Pakai Mobil Dinas Baru? Ini Sejarah Mobil Menteri di Masa Lalu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com