Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ramai soal Buah Mengandung Fruktosa yang Dampaknya Disebut Sama dengan Alkohol, Benarkah?

Unggahan tersebut dimuat oleh dokter spesialis anak dari RSIA Brawijaya Jakarta, Harun Albar di akun X miliknya, @Harun_albar, pada Rabu (20/3/2024).

Dalam unggahan, Harun menyebut bahwa buah mengandung gula alami yang bernama fruktosa dan dampak buruknya hampir sama dengan alkohol.

“Buah itu bisa berbahaya seperti alkohol. Lho kok bisa?” tulis Harun dalam unggahannya.

“Jangan salah Pak Bu, buah itu mengandung fruktosa yang sama dengan glukosa. Bahkan lebih gak sehat lho dibandingkan glukosa,” lanjutnya.

Hingga Jumat (22/3/2024), unggahan tersebut sudah dilihat lebih dari 1 juta kali dan mendapat sekitar 788 likes.

Penjelasan dokter Harun

Harun menjelaskan, kerja tubuh untuk memproses fruktosa buah tersebut sama dengan memproses alkohol.

Nantinya, begitu masuk ke tubuh, fruktosa akan terproses atau termetabolisme ke bagian liver (hati).

Sehingga jika seseorang terlalu banyak konsumsi gula fruktosa, bisa menyebabkan peradangan dan perlemakan atau penumpukan lemak di liver tersebut.

“Ada dua fatty liver (hati berlemak), yaitu fatty liver non alcohol dan fatty liver alcohol. Jadi gak semua fatty liver dikarenakan alkohol ya,” ungkap Harun.

“Biasanya yang kena fatty liver non alcohol itu karena makan buah berlebihan,” imbuhnya.

Harun Albar juga merujuk pada suatu penelitian yang terbit di jurnal Eropa tahun 2010 untuk menguatkan pernyataannya itu.

Penelitian itu menyebutkan bahwa makan buah buah setiap hari dengan porsi di atas 30 persen isi piring, bisa menyebabkan perlemakan di liver.

Sehingga, ia mengimbau untuk membatasi konsumsi buah-buahan dengan kandungan fruktosa. Meski begitu, tidak semua buah mengandung fruktosa yang tinggi.

Contoh buah yang rendah fruktosa seperti alpukat, pisang, dan pepaya. Sementara buah yang tinggi akan fruktosa seperti anggur, apel, dan nanas.

Fruktosa gula yang aman, asal...

Guru Besar Bidang Pangan dan Gizi IPB University, Ali Khomsan menerangkan bahwa fruktosa adalah golongan gula di buah yang aman.

“Fruktosa adalah gula yang terdapat di dalam buah. Dan pada umumnya, gula buah ini dianggap sebagai gula yang aman,” ujar Ali, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (22/3/2024).

Meski begitu, ia mengungkapkan terdapat sejumlah jenis buah yang secara langsung mengandung alkohol, seperti durian, ceri, dan belimbing.

Sehingga jika seseorang makan durian berlebihan, contohnya, akan menimbulkan rasa tidak nyaman di lambung. Oleh karena itu, terdapat istilah “mabuk durian”.

Lebih lanjut, buah berfruktosa tersebut dikatakan aman tergantung seberapa banyak yang dikonsumsi oleh seseorang.

“Jadi kalau kita melihat anjuran WHO (Badan Kesehatan Dunia), konsumsi sayuran dan buah 400 gram per hari, maka buah-buahan sekitar 250 gram dan sayuran 150 gram per hari,” ucap dia.

“Kalau diterjemahkan dalam porsi, sayuran 3 porsi ditambah buah-buahan 2 porsi misalnya pisang 2 buah atau apel 2 buah,” sambungnya.

Jangan terlalu dikhawatirkan

Efek samping fruktosa akan terjadi jika buah dimakan terlalu berlebihan.

Jadi Ali menilai, sebaiknya masyarakat tidak perlu begitu khawatir terkait kandungan yang ada di dalam buah.

“Jadi seringkali kita begitu khawatir terhadap kandungan gizi atau komponen lain di dalam makanan, karena berpikir tentang konsumsi berlebihan,” tuturnya.

“Jangankan berlebihan, orang Indonesia 90 persennya mengonsumsi buah kurang dari anjuran WHO,” tambah dia.

Jadi, ia menekankan kembali bahwa tidak perlu begitu khawatir terhadap kandungan di buah tersebut.

Alih-alih mengkhawatirkan fruktosa, buah diketahui kaya akan vitamin, mineral, dan serat yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh.

“Serat tersebut sangat bermanfaat untuk mencegah kolesterol, penyakit kanker, dan sebagainya,” tandasnya.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/03/22/123000165/ramai-soal-buah-mengandung-fruktosa-yang-dampaknya-disebut-sama-dengan

Terkini Lainnya

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke