KOMPAS.com - Unggahan foto yang menampilkan sebuah iPhone yang masih hidup setelah jatuh dari pesawat Alaska Airlines dari ketinggian 16.000 kaki atau 4.876 meter, viral di media sosial.
Untuk diketahui, elevasi ini cukup tinggi. Sebagai gambaran, tingginya setara dengan puncak gunung tertinggi di Indonesia yakni Puncak Jaya Wijaya atau dikenal juga dengan gunung Carstensz Pyramid Papua.
Foto yang viral di media sosial tersebut diunggah oleh akun X @aviationbrk pada Senin (8/1/2024), pukul 15.49 waktu setempat.
Hingga Selasa (9/1/2024), unggahan tersebut telah disukai lebih dari 5.400 kali, dibagikan lebih dari 1.100 kali, dan jumlah penayangannya mencapai 1 juta kali.
“iPhone yang jatuh dari Alaska Airlines penerbangan 1282 selamat dari ketinggian 16.000 kaki,” tulis pengunggah.
Dalam unggahan tersebut, iPhone terlihat masih bisa menyala, namun ada sedikit air bekas embun yang menempel di layarnya.
Lantas, bagaimana kisah iPhone tersebut bisa tetap menyala setelah jatuh dari pesawat di ketinggian ribuan meter?
Kronologi iPhone jatuh dari pesawat Alaska Airlines
Dilansir dari BBC, pesawat Alaska Airlines 1282 berangkat dari Portland, Oregon, Amerika Serikat pada Jumat (5/1/2024).
Beberapa menit setelah lepas landas, terdengar suara ledakan, disusul pintu sebelah kiri di badan pesawat copot.
Insiden tersebut terjadi ketika pesawat berada di ketinggian 16.000 kaki atau sekitar 4876 meter. Ketinggian ini separuh dari dari posisi terbang stabil di ketinggian sekitar 38.000 kaki.
Setelah kejadian itu, pesawat kemudian melakukan pendaratan darurat yang aman. Tak satu pun dari 177 penumpang dan kru mengalami luka serius dalam insiden tersebut.
Meski demikian, ada beberapa bagian pesawat dan barang penumpang dan kru yang menghilang dalam peristiwa tersebut.
Pencarian terus berlanjut untuk menemukan berbagai barang penumpang dan kru serta bagian-bagian lain dari pesawat yang hilang.
Penemuan iPhone yang masih menyala setelah jatuh dari ketinggian ribuan meter
iPhone yang masih menyala setelah jatuh dari ribuan meter tersebut diperkirakan tersimpan di bantalan kursi salah satu kursi pesawat, tepatnya di bagian kiri badan pesawat.
Bagian pesawat ini sebelumnya meledak, lalu terlepas sebagian dari tubuh utama pesawat, dan menciptakan lubang menganga di ketinggian.
Dari pencarian barang-barang dan investigasi kecelakaan, Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (NTSB) mengonfirmasi, ada penemuan iPhone yang masih berfungsi setelah jatuh dari pesawat, dikutip dari Bloomberg.
Ponsel ini masih dapat berfungsi dengan baik dan indikator menunjukkan daya baterai yang tersisa masih 44 persen.
Selain itu, terlihat ada pop up sebuah e-mail dari Alaska Airlines tentang klaim bagasi untuk penerbangan tersebut.
“Saya menemukan iPhone di pinggir jalan. Kondisinya masih dalam mode pesawat dengan setengah baterai dan terbuka untuk pengambilan bagasi untuk #AlaskaAirlines ASA1282 iPhone ini selamat dari ketinggian 16.000 kaki dengan sempurna!” tulis penemu ponsel lewat akun X @SeanSafyre yang membuat pengumuman di media sosial setempat.
Penemuan ponsel ini bukan kali pertama dari insiden Alaska Airlines. Ponsel tersebut merupakan penemuan ponsel kedua yang ditemukan setelah jatuh dari ketinggian 4.876 meter.
Namun, tidak dijelaskan lebih detail kondisi ponsel pertama yang ditemukan setelah insiden tersebut.
Setelah menemukan iPhone dari pesawat Alaska Airlines tersebut, penemu ponsel lantas mengubungi pihak NTSB untuk tindakan lebih lanjut.
https://www.kompas.com/tren/read/2024/01/09/163000365/iphone-masih-hidup-setelah-jatuh-dari-alaska-airlines-di-ketinggian-4.800